Ribuan Hektar Sawah Terendam Air, Petani di Kecamatan Widang dan Plumpang Gelar Aksi
- calendar_month Sel, 17 Jun 2025

Petani di wilayah dua kecamatan di Kabupaten Tuban turun aksi berharap mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. (Foto: Atmo)
Peweimalang.com, Tuban – Ratusan petani dari dua kecamatan di wilayah Kabupaten Tuban, nekat menjebol tanggul Waduk Jabung Ring Dyke (JRD). Karena tidak sanggup lagi menghadapi banjir tahunan yang merendam ribuan hektar lahan pertanian. Aksi tersebut dilakukan setelah upaya bertahun-tahun mereka tidak kunjung mendapat solusi dari pemerintah.
Waduk JRD dibangun pada 2010 silam, yang awalnya dirancang sebagai sarana pengendali banjir dan penampung air. Namun, proyek itu terbengkalai dan tidak berfungsi maksimal, sehingga warga menyebutnya sebagai Waduk Mangkrak.
Dan sepekan terakhir ini, banjir merendam lahan pertanian di Kecamatan Widang dan Plumpang. Petani menyebut air meluap dari Sungai Avur, karena tidak tertampung di waduk. Sehingga hal itu ribuan hektar sawah tergenang dan terancam gagal panen.
Menurut, salah satu petani Desa Widang, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban Wahyudi, Selasa (17/6), kepada wartawan, jika berdasarkan data yang ada, di Desa Widang lahan pertanian yang terendam banjir seluas 80 hektar, Desa Banjar 360 hektar, yang mana dari total lahan itu. 120 hektare tidak bisa ditanami. Dan di Desa Bunut hampir 90 persen lahan terendam air banjir. Sementara, di wilayah Kecamatan Plumpang sendiri, total lahan yang terdampak banjir mencapai 7.000 hektare.
“Warga kini sudah mulai frustasi, dan agar tidak ingin banjir semakin meluas, maka para petani akhirnya sepakat menjebol sebagian tanggul waduk dengan alat berat, yakni untuk membuat sudetan darurat agar air Sungai Avur bisa mengalir masuk ke waduk,” terangnya.
Ironisnya, Wahyudi menegaskan, lahan di dalam area waduk yang semestinya menjadi tempat penampungan air justru dimanfaatkan untuk menanam padi dan membuat tambak ikan. Padahal, papan larangan dari pemerintah jelas melarang aktivitas pemanfaatan lahan di area tersebut, karena merupakan tanah negara.

Sawah milik petani terendam banjir akibat Sungai Avur meluap di Desa Widang, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. (Foto: Atmo)
Sedangkan di dalam waduk justru ada tanaman padi, dan warga yang punya lahan resmi di luar waduk tidak bisa menanam, karena banjir, tentunya ini terbalik. Sebab, sebagian besar warga tidak mempersoalkan siapa penggarap dalam waduk, namun lebih mendesak agar fungsi waduk dikembalikan sebagaimana mestinya.
“Kami tahu, waduk itu tempat penampungan air, bukan untuk tanam padi atau buat tambak ikan. Sehingga hal itu menyebabkan air meluap ketika hujan, tentunya berakibat banjir, dan dengan banjir itu petani yang dirugikan,” tuturnya.
Dalam banjir itu, Wahyudi menambahkan, diperparah dengan ukuran pintu air Waduk JRD yang dinilai terlalu sempit. Sehingga tidak mampu menampung volume air dari Sungai Avur. Akibatnya, air meluap dan membanjiri sawah di dua kecamatan tersebut. Karena pintu air terlalu kecil, hal ini tidak sebanding dengan debit air dari Sungai Avur, yang sehatrusnya sejak awal dibangun lebih besar. Oleh karena itu, para petani melakukan aksi, berharap mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
“Para petani menuntut normalisasi aliran Sungai Avur dan evaluasi menyeluruh terhadap fungsi WadukJRD. Dan jangan sampai setiap musim hujan kami jadi korban lagi, sehingga waduk harus difungsikan sebagaimana mestinya,” pungkasnya. (*)
- Penulis: Atmo
- Editor: PWI Malang Raya
- Sumber: Liputan Lapangan
Saat ini belum ada komentar