Harga Hewan Kurban Sapi di Kabupaten Malang Mulai Mahal
- calendar_month Selasa, 13 Mei 2025

Belasan ekor sapi milik Achmad Teguh Faizzal di Desa Pajaran, Kec Poncokusumo, Kab Malang yang dijual untuk sebagai hewan kurban
Peweimalang.com, Malang – Pedagang sapi potong di wilayah Kabupaten Malang kini kesulitan untuk mendapatkan sapi yang digunakan sebagai hewan kurban. Sebab, peternak sapi potong enggan untuk beternak sapi potong, karena trauma dan takut ternaknya kembali terinveksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sehingga sulit untuk membeli sapi dari peternak, maka harga sapi potong menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriyah, harga per ekor sapi mahal.
Demikian yang disampikan, salah satu pedagang sapi potong dari Desa Pajaran, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Achmad Teguh Faizzal, Selasa (13/5), kepada Bhirawa.
Dijelaskan, jika ada peternak sapi potong yang mau menjual hewannya kepada pedagang, pasti harganya mahal. Sehingga dari peternak harga sudah mahal, maka dirinya juga menjual ke pelangganya juga mahal. Hal ini dikarenakan jumlah peternak sapi potong berkurang, jika dibandingkan sebelum adanya PMK yang menyerang Kabupaten Malang pada beberapa tahun lalu, harga sapi masih relative terjangkau.
“Namun sekarang harga sapi potong untuk sebagai hewan kurban di Hari Raya Idul Adha, harganya mahal. Biasanya, harga sapi sebelum adanya PMK, sapi berukuran sedang hanya Rp 19 juta-Rp 21 juta, kini bisa mencapai Rp 23 juta- Rp 24 juta,” terangnya.
Sehingga dengan berkurangnya peternak sapi potong di Kabupaten Malang, kata Teguh, dirinya untuk mendapatkan sapi harus keliling daerah atau keluar dari Kabupaten Malang, yakni di wilayah Pasuruan dan Probolinggo. Dan harganya per ekor sapi tidak beda jauh dari wilayah Kabupaten Malang.
Sementara, pelanggan yang setiap tahun membeli hewan kurban ke saya, tidak langsung membeli, tapi hanya tanya-tanya harganya. Karena harga yang saya tawarkan tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, dirinya membeli sapi dari peternak harganya juga mahal.
“Meski, pembeli sapi potong untuk hewan kurban masih sepi, namun dirinya tetap optimis jika mendekati Hari Raya Idul Fitri. Selain harga sapi potong mahal, hal ini juga mahalnya harga perawatan sapi. Sehingga dirinya terpaksa menyesuaikan harga sapi dari peternak, dan juga mahalnya pakan sapi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga menegaskan, sapi potong yang ada dikandangnya ini selalu dimpantau oleh petugas Kesehatan Hewan Kabupaten Malang dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sapi, serta memberikan vaksinasi agar saat sapi yang nantinya dijadikan hewan kurban dalam kondisi sehat. Meskipun dari penjualan sapi mendapatkan keuntungan sedikit, hal ini untuk menjaga pelanggan. Tapi jika dilihat dari harga sapi dari peternak hatrganya mahal, dan juga perawatannya selama di kandang, tentunya tidak seberapa keuntungan yang saya dapat.
“Kami selalu rutin dalam memeriksakan kesehatan hewan sapi untuk kurban, yang tidak hanya Dinas Kesehatan Hewan, namun dirinya juga sering memeriksakan hewannya ke dokter hewan praktik. Karena dokter praktik tersebut lebih teliti dalam melakukan pemeriksaan pada sapi, meski biaya pemeriksaannya lebih mahal,” tandas Teguh.
Sementara itu, salah satu pelanggan sapi di kandang Teguh asal Kota Malang Azis Rahmadani Azizi membenarkan, jika harga sapi potong saat ini mahal, jika dibandingkan tahun sebelumnya. Dirinya membeli dua ekor sapi potong yang nantinya untuk hewan kurban untuk sapi satu sebesar Rp 25 juta dan sapi dua Rp 23 juta. “Harga sapi mahal karena peternak sapi berkurang, sehingga salah satu faktor sapi mahal di Kabupaten Malang, yakni peternak takut ternaknya kembali terkena PMK. Dan dirinya jauh-jauh hari membeli sapi untuk hewan kurban, tentunya jika mendekati Hari Raya Idul Adha harganya pasti akan lebih mahal lagi,” tuturnya.(*).
- Penulis: PWI Malang Raya
Saat ini belum ada komentar