UMM Lepas 3.010 Mahasiswa KKN Berdampak, Fokus Ketahanan Pangan dan Lingkungan
- calendar_month Sen, 21 Jul 2025

Rektor UMM memberangkatkan Mahasiswa KKN Berdampak dengan seremoni pelepasan burung merpati. (Foto : Dafa)
Peweimalang.com, Kota Malang – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melepas 3.010 mahasiswa, mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berdampak. Diadakan 12 provinsi dan 53 kabupaten di seluruh Indonesia.
Pelepasan berlangsung di Helipad UMM, Senin (21/7/2025). Secara simbolis, ditandai dengan pelepasan burung merpati dan penyerahan bibit pohon.
Rektor UMM, Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si, menyampaikan, KKN Berdampak merupakan bentuk transformasi dari program KKN reguler, yang telah dilaksanakan sebelumnya. Tahun ini, dua fokus utama yang diusung adalah ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan.
“Mahasiswa harus menjadi pelopor agar masyarakat peduli terhadap upaya memperkuat ketahanan pangan dan menjaga kelestarian lingkungan, dengan metode yang sudah mereka kuasai di dua bidang ini,” ujar Prof. Nazaruddin.
Menurutnya, ketahanan pangan merupakan isu penting yang erat kaitannya dengan persoalan lingkungan. Karena kekuatan sebuah negara bukan hanya diukur dari militernya, melainkan juga dari ketahanan pangannya.
Ia pun menyoroti masih adanya persoalan stunting, kekurangan gizi, serta lahan-lahan terdegradasi yang tidak lagi dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Melainkan beralih fungsi untuk kepentingan industri.
Lebih lanjut, Prof. Nazaruddin menjelaskan, program KKN Berdampak juga merupakan tindak lanjut dari seruan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), agar perguruan tinggi memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Mahasiswa diharapkan tidak hanya melaksanakan KKN secara formalitas, tetapi mampu memberikan solusi konkret dan menciptakan proyek unggulan berbasis kebutuhan lokal.
Sebelumnya, UMM telah melaksanakan program serupa melalui Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). Prof. Nazaruddin mengatakan, pihaknya terus melakukan evaluasi agar program KKN benar-benar dirasakan manfaatnya. Baik oleh mahasiswa maupun masyarakat.
“Kalau hanya mengecat atau memasang papan nama, itu boleh saja. Tapi yang lebih penting adalah interaksi yang menghasilkan informasi dan pengetahuan dari bidang yang dibawa mahasiswa,” tegasnya.
Ia juga berpesan agar mahasiswa menjaga kedisiplinan, mengendalikan perilaku, dan memanfaatkan kesempatan KKN untuk belajar sebanyak-banyaknya dari kehidupan masyarakat.
Menurutnya, intelektualitas kampus tidak terpisah dari masyarakat, justru harus semakin dekat dengan persoalan nyata yang dihadapi masyarakat.
Sementara itu, Wakil Rektor IV UMM, Muhamad Salis Yuniardi, M.Psi, Ph.D, menambahkan bahwa pihaknya telah menyiapkan standar kegiatan yang benar-benar memberi manfaat di lokasi KKN.
“Kegiatan seperti mengajar TPA atau membantu acara 17 Agustus bukanlah program inti. Setiap kelompok kami tantang untuk menciptakan proyek unggulan yang berdampak langsung. Contohnya, inovasi pengolahan hasil pertanian agar memiliki nilai ekonomi lebih,” jelasnya.
Prof. Salis menilai, program ini layaknya KKN Plus, karena mahasiswa tidak hanya mendapat pengalaman mengabdi, tetapi juga pengalaman kerja nyata. Ia menekankan, tantangan terbesar akan dihadapi oleh kelompok yang ditempatkan di wilayah kabupaten, terutama di daerah-daerah terpencil.
- Penulis: Dafa Pratama
- Editor: Redaksi PWI Malang Raya
- Sumber: Liputan
Saat ini belum ada komentar