Ratusan Peserta dari 26 Negara Ikuti Kejuaraan Dunia Tapak Suci di UB
- calendar_month Sab, 2 Agu 2025

Pembukaan Kejuaraan Dunia Tapak Suci di UB
Peweimalang.com, Kota Malang – Puluhan Negara ikut serta dalam Kejuaraan Dunia Tapak Suci yang digelar di Samantha Krida Universitas Brawijaya, Jumat (1/8/2025).
Kejuaraan ini tidak hanya ajang kompetisi bela diri, namun juga sebagai sarana memperkenalkan budaya Indonesia dimata dunia.
Ketua panitia, Prof.Dr.Ir. Moch. Sasmito Djati, M.S.,IPU., ASEAN Eng menjelaskan, kejuaraan ini menjadi ajang pengenalan budaya lokal kepada masyarakat dunia. Yang diikuti sekitar 700 peserta dari 24 negara.
Ia menambahkan bahwa ajang ini tidak hanya menjadi ajang adu bakat dan keterampilan, melainkan menjadi media diplomasi budaya Indonesia.
Prof. Sasmito juga menjelaskan bahwa kejuaraan ini terdapat sedikit masalah kecil dari negara yang ingin ikut serta pada Kejuaraan ini. Menurutnya, masalah tersebut dikarenakan persoalan mengenai visa para atlet.
“Ada beberapa persoalan kecil karena ada negara yang tidak bisa datang karena visa, visa atlet lebih susah daripada visa biasa,” terangnya.
Lebih lanjut, Prof. Sasmito menekankan bahwa keunikan tapak suci bukan pada unsur pertarungan fisiknya, tetapi pada nilai seni beladiri dengan nilai spiritual. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri di mata masyarakat Internasional, khususnya dari negara barat.
“Budaya timur itu sangat menarik perhatian mereka dan itu kesempatan bagi kita untuk mengenalkan budaya kita kepada mereka,” pungkasnya.
Ia juga berharap bahwa tapak suci atau pencak silat ini bisa menjadi perlombaan di olimpiade.
“Untuk mencapai hal itu, pengembangan terhadap pencak silat dan tapak suci harus dikembangkan mulai sekarang,” kata Ketua Panwil 2 Tapak Suci Jawa Timur itu.
Sementara itu, Rektor UB, Prof. Widodo, S, Si., M. Si., Ph.D.Med.Sc menyampaikan bahwa ini menjadi momentum untuk menguatkan dunia pendidikan.
Program Globalize UB juga senada dengan kegiatan ini, Menurut Prof. Widodo, UB saat ini tengah menggencarkan pengglobalisasian budaya lokal seperti kesenian, batik dan sebagainya.
Disamping itu, Prof Widodo menegaskan ajang ini menjadi kolaborasi dan pengenalan budaya dan kearifan lokal sehingga menjadi bagian penting dari peradaban dunia.
“Ini menjadi bagian penting bagaimana nilai budaya dan peradaban Indonesia itu bisa mempengaruhi juga atau menjadi bagian penting bagi peradaban dunia sehingga globalisasi kearifan lokal bisa terus berkontribusi positif dalam peradaban dunia,” tutupnya.
- Penulis: Agung Budi
- Editor: PWI Malang Raya
Saat ini belum ada komentar