Muhammad Dakita Arfa Alfaritsi, Siswa MAN 2 Malang Raih Medali Internasional dalam Olimpiade Fisika di Paris
- calendar_month Jum, 1 Agu 2025

Dakita Arfa Alfaritsi, Siswa MAN 2 Malang peraih medali di Internasional Physics Olympiad. (Agung Budi)
Peweimalang.com, Kota Malang – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang. Muhammad Dakita Arfa Alfaritsi, berhasil meraih medali perunggu di ajang Internasional Physics Olympiad (IPhO) 2025 di Paris, Perancis.
Ajang bergengsi ini, diikuti ratusan peserta dari berbagai negara dan digelar rutin setiap tahunnya, yang ditentukan melalui sistem voting antarnegara. Tahun sebelumnya, IPhO digelar di negara Iran.
Arfa telah berpartisipasi dalam kompetisi fisika sejak tingkat nasional. Ia pernah mengikuti lOlimpiade Sains Nasional (OSN) dua kali, yaitu pada tahun 2023 dan 2024. Meskipun belum berhasil di tahun pertama, Arfa berhasil meraih medali perak pada OSN 2024.
“Saya ikut di nasional dua kali, di tahun 2023 belum mendapatkan medali, di tahun selanjutnya saya mendapatkan medali perak,” kata Arfa, Jumat (1/8/2025).
Pada tingkat Internasional, Arfa mencatat dua pencapaian besar. Medali Perunggu di Asian Physics Olympiad (APhO) di Arab serta medali perunggu di Paris.
Arfa mengikuti kategori fisika dalam olimpiade tersebut. Ia menyebut, persiapan menghadapi kompetisi Internasional itu sangat intens.
“Awalnya kami mengikuti pembinaan di sekolah untuk tingkat nasional. Tapi untuk tingkat Internasional kami masuk program Pelatihan Nasional (Pelatnas) yang sekaligus menjadi proses seleksi,” ungkap peraih medali perak di IPhO Paris itu.
Arfa juga menceritakan, seleksi nasional dimulai dari 30 peserta, kemudian disaring menjadi 10 orang. Tahap selanjutnya, seleksi memangkas peserta menjadi 5 orang yang akhirnya mewakili Indonesia ke tingkat dunia.
“Kalau di pelatnas materi yang diberikan berbeda karena di pelatnas materi yang diberikan lebih kompleks dan fokus fisika lebih lanjut,” urainya.
Selama proses pembinaan, Arfa telah menghadapi tantangan dalam membagi waktu antara pembinaan dan sekolah.
Disisi lain, pihak sekolah juga mendukung penuh kegiatan ini. Pihak sekolah memberikan dispensasi dan program karantina pembinaan sebelum mengikuti kompetisi tingkat Kota, Provinsi, hingga Nasional.
“Kalau lomba kami harus meninggalkan sekolah untuk mengikuti pelatnas, dan saat kembali kami harus mengejar materi yang tertinggal. Tetapi pihak sekolah juga mendukung dengan program pembinaan,” jelasnya.
Ketertarikan Arfa pada fisika bermula dari rasa ingin tahu bagaimana semesta bekerja.
Saat ini Arfa menjadi calon mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), menggunakan jalur prestasi nasional melalui jalur SNBP.
“Menurut saya, Fisika adalah cara saya memahami mekanisme kehidupan ini,” ungkapnya.
Tidak hanya menjadi siswa berprestasi di MAN 2 Kota Malang, Arfa juga berhasil menuliskan namanya berbagai lomba diantaranya
1. Medali Perunggu IPhO (International Physics Olympiad) di Paris, Prancis 2025
2. Medali Perunggu APhO (Asian Physics Olympiad ) di Dhahran, Arab Saudi 2025
3. Medali Perak OSN (Olimpiade Sains Nasional) Bidang Fisika 2024
4. Medali Emas KSR (Kompetisi Sains Ruangguru) Bidang Fisika 2025
5. Medali Emas KOSSMI (Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia) Bidang Fisika 2024
6. Medali Emas KOSSMI (Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia) Bidang Fisika 2023
Sementara itu, Adika Rasendriya Arya Putra, pembina sementara dan pendamping Arfa dan siswa lainnya, menjelaskan, pembinaan difokuskan pada pendalaman materi melalui latihan soal yang terstruktur. Materi yang diberikan mulai dari tingkat dasar hingga tingkat lanjut, termasuk soal-soal dari ajang Internasional.
“Try out juga kami lakukan, baik internal maupun eksternal, tergantung kesiapan siswa. Kami menyeleksi siapa saja yang layak mewakili sekolah berdasarkan performa latihan dan try out,” jelas Adika yang juga peraih Honorable Mention di Iran.
Sebagai pembina, Adika menargetkan prestasi yang lebih tinggi di tahun mendatang.
“Kami ingin menjaga konsistensi agar bisa mengirim wakil ke tingkat Internasional. Target tentu akan meningkatkan dari perunggu ke perak bahkan emas,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Kesiswaan MAN 2 Malang, Ali Mukti menjelaskan, pembinaan yang dilakukan dimulai dari kelas 10.
“Anak-anak yang masuk tim olimpiade, mengikuti seleksi dengan mendaftar ke pihak sekolah melalui Form yang disebar,” katanya.
Ia juga mengapresiasi pencapaian Arfa dan siswa lainnya, yang telah mengharumkan nama MAN 2 Kota Malang di kancah kota, provinsi, nasional hingga internasional.
“Jadi pembinaannya, kami menyebar Google form kepada siswa apabila ada yang minat mengikuti kelas olimpiade bisa mendaftar,” ujar Ali.
Syarat mengikuti kelas olimpiade adalah memiliki sertifikat OSN tingkat nasional yang keluarkan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) dari Kemendikbudristek.
“Kalau daftar harus ada sertifikat OSN, kedua memiliki minat dan bakat dan memiliki nilai yang bagus,” jelasnya.
MAN 2 Kota Malang juga tidak menutup hak-hak siswa lain untuk mengikuti lomba, mulai kelas olimpiade yang diikuti sekitar 30 siswa, klub olimpiade atau siswa yang memiliki prestasi.
Disamping itu, MAN 2 Kota Malang juga menjadi penyumbang medali OSN terbanyak di seluruh Indonesia. Ali menegaskan bahwa komitmen MAN 2 Kota Malang untuk melahirkan siswa berprestasi sangat ditekankan melalui pembinaan atau akademik.
“Saat ini MAN 2 Kota Malang sudah menyumbang paling banyak medali OSN sekitar 11 medali di berbagai kategori, saya berharap ini menjadi konsistensi dan kalau bisa menambah lebih banyak medali,” tutupnya. (*)
- Penulis: Agung Budi
- Editor: PWI Malang Raya
Saat ini belum ada komentar