Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ekonomi » Malang Bakal Jadi Pusat Talent Global Pekerja Migran Indonesia

Malang Bakal Jadi Pusat Talent Global Pekerja Migran Indonesia

  • calendar_month Sab, 9 Agu 2025

Peweimalang.com, Kabupaten Malang – Potensi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Kabupaten Malang, yang dinilai cukup besar, semakin maju dan berkontribusi besar, membuat Kemenko Pemberdayaan Masyarakat, ingin menjadikan sebagai Pusat Talent Global Pekerja Migran.

Data Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, rata-rata setiap tahun sekitar 12 ribu PMI yang berangkat keluar negeri. Dengan potensi devisa bisa mencapai Rp1,5 triliun pertahun.

“Malang ini banyak pekerja migran. Kira-kira di atas 100 ribu saya kira. Sudah tahu sebesar itu. Maka jujur harus kita memperhatikan. Mulai dari awal, jangan menutup mata.”
“Jadi Malang harus bisa menjadi Pusat Pekerja Migran Indonesia. Karena itu Pak Sanusi (Bupati Malang) dan Bu Latifah (Wakil Bupati Malang), seluruh jajaran, saya bertekad dan mari bareng-bareng, menjadikan Kabupaten terbaik soal pekerja migran di masa yang akan datang,” ujar Menko PM RI, Muhaimin Iskandar, Sabtu (9/8/2025), di Pendopo eks Kawedanan Singosari, Kabupaten Malang.

Untuk membuktikan keseriusannya, Muhaimin langsung menginstruksikan kepada Leontinus Alpha Edison, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran, untuk datang lagi ke Malang, sembari membawa semua kekuatan dari Jakarta. Guna menjadikan Malang sebagai pusat talent pekerja migran Indonesia.

“Kalau sudah di atas 100 ribu, berarti warga kita memang warga dunia. Kalau sudah warga dunia, bahasa harus mendunia sejak di desa.”
“Jadi setelah bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Taiwan dan bahasa Tiongkok, juga harus menjadi perhatian kepada basis-basis desa, yang memang pusat buruh migran,” tegasnya lagi.

Bupati dan Wakil Bupati Malang, ikut mendampingi Menko PM, ketika memberikan keterangan kepada wartawan. (Ra Indrata)

Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode 2009-2014 ini juga menyadari, sudah lama pemerintah tidak ‘becus’ dalam menangani masalah yang gampang tapi sangat rumit. Yakni pekerja migran.

Padahal kontribusi pekerja migran ini secara nasional, sebutnya, mencapai Rp253,3 triliun di tahun 2024 lalu. Bahkan di 2025 ini, pemerintah menargetkan devisa sebesar Rp439 triliun.
Sekalipun triliunan rupiah tersebut tidak masuk ke pemerintah. Tetapi uang itu masuk ke keluarga, tetangga dan membantu perekonomian secara umum.

Itulah sebabnya, Ketua Umum PKB meminta kepada pemerintah daerah, jika sudah mengetahui sumber rekrutmen tenaga kerja, maka sejak di desa itu, harus sudah dipersiapkan sarana pendukung.

Mulai dari skill, sistem, kerjasama pemerintah pusat dan daerah, RT dan RW sampai ke peraturan desa.

“Dulu PMI itu dianggap jalan keluar terakhir. Itu salahnya disitu. Sekarang harus diubah. PMI adalah pilihan solusi dengan sadar dan penuh perhitungan.”
“Jadi paling lama satu tahun, Malang akan menjadi percontohan pekerja migran terbaik di seluruh Indonesia,” tegas Cak Imin, panggilan akrabnya.

Pihaknya juga meminta kepada semua kabupaten/kota di Indonesia, yang jumlah PMI-nya sudah di atas 100 ribu, harus ada penanganan spesifik.

“Artinya kita memiliki tanggung jawab memulai perhatian khusus, cara penanganan khusus, terutama persiapan talent-talent global,” sebutnya.

Karena itulah, Muhaimin meminta seluruh potensi Kabupaten Malang, harus produktif dan maksimal. Termasuk pekerja migran yang mayoritas perempuan, harus mendapatkan prioritas perlindungan dan kemakmurannya di Kabupaten Malang.

Sedangkan di level pusat, Muhaimin juga akan melakukan konsolider dengan kementerian-kementerian terkait, agar informasi global talent bekerja di luar negeri, betul-betul dibuat lebih efektif, lebih tersaring dan tidak membuat warga salah pilih.

“Kita akan berkoordinasi, berkolaborasi, membuat berbagai pelatihan lintas kementerian, lintas non-government, agar terakses basis atau kebutuhan dasar untuk bekerja di luar negeri. Yaitu bahasa dan skill.
“Pemerintah juga harus realistis. Saya minta kepada semua jajaran, untuk benar-benar memperhatikan potensi ekonomi yang dimiliki oleh pekerja migran. Sehingga tidak menjadi korban, tapi justru mendapatkan manfaat,” tegasnya.

Salah satu pendiri PKB ini juga sudah berkomitmen dengan perguruan tinggi di Malang. Guna membangun migran center. Mulai dari bagaimana proses riset, kemudian advokasi hingga pemberdayaan, agar terkonsep dengan sangat sistematis dari hulu ke hilir.

“Kemarin baru ada rapat kabinet. Presiden juga telah menginstruksikan kepada kita semua. Kepada Menteri Keuangan, untuk ada alokasi anggaran vokasi khusus kepada calon pekerja migran ke luar negeri. Kurikulum pendidikan bahasa dan skill. Faktor utama bahasa, akan dibenahi,” tandasnya.

Masih di momen yang sama, Bupati Malang, HM Sanusi, mengaku siap untuk menjadikan Kabupaten Malang sebagai pusat talent global pekerja migran Indonesia.

“Pasti kami siap. Kami tinggal menunggu instruksi dari Pak Menko PM, untuk menjadikan Kabupaten malang sebagai pusat talent global,” sebut Abah Sanusi, panggilan akrabnya.

Termasuk peluang untuk menggandeng perguruan tinggi, Abah Sanusi bahkan menyebut, Kabupaten Malang sudah menggandeng beberapa perguruan tinggi. Tentunya kampus tersebut harus mempunyai kemampuan dan mempunyai visi yang sama.

“Saat ini perguruan tinggi yang sudah menjalankan adalah Universitas Kepanjen.”
“Karena memang dengan banyaknya PMI dari Kabupaten Malang, perputaran ekonomi dari devisa yang dikirim ke Kabupaten Malang cukup banyak,” tandasnya sembari menyebut, Kalipare dan Arjowinangun, sudah menjadi desa migran yang cukup maju.

  • Penulis: Ra Indrata
  • Editor: PWI Malang Raya

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less