Unik, Tempat Ngopi Puskesmas Ngempon Jadi Alternatif Sehat Masyarakat
- calendar_month Sel, 19 Agu 2025

Tempat ngopi yang mengambil nama unik, Puskesmas Ng'empon yang ingin menjadi tempat minum yang menyehatkan masyarakat. (Foto: Agung)
Peweimalang.com, Malang – Di tengah tren kopi-kopian emper di Kota Malang yang kian menjamur, hadir sebuah alternatif unik di Kota Malang yang diusung sederhana dengan konsep berbeda. Puskesmas Ngempon namanya, yang dirintis oleh Sulthon Amin dan rekannya Michael, menawarkan minuman berbasis rempah Nusantara sebagai pilihan sehat bagi masyarakat.
Sulthon menjelaskan bahwa awal nama Puskesmas ia ambil karena berharap kedai ini bisa menjual produk minuman rempah yang menyehatkan. Serta menjadi tempat jujukan untuk kesehatan masyarakat. Sedangkan nama Ngempon mengandung filosofis. Menurutnya, Ngempon berasal dari bahasa Jawa yang berarti mengasuh.
“Dalam bahasa Jawa berarti mengasuh, ya harapannya bisa mengasuh orang-orang untuk mendapatkan akses ke minuman sehat,” jelas Sulthon, Selasa (19/8/2025).
Lahirnya Ngempon sendiri juga berasal dari keresahan akan adanya nongkrong yang tidak sehat. Sulthon menegaskan bahwa Ngempon ini juga menjadi sebuah tempat terhadap hal tersebut.
“Ngempon ini adalah tempat perlawanan terhadap nongkrong yang tidak sehat, lahirnya ketika maraknya kopi dingklik,” tambahnya.
Sulthon mengaku awalnya ia dan Michael mendirikan Ngempon karena mereka berdua tidak suka kopi, selain itu, dikarenakan rumah Sulthon di daerah Pasar Besar yang tidak asing dengan akan rempah-rempah. Lantas, ia muncul ide bahwa bagaimana rempah-rempah ini tidak hanya sebatas komoditas di dapur saja.
“Didirikan Mei 3 tahun lalu. Jadi pada awalnya kita bisa melihat bagaimana caranya orang bisa mengkonsumsi rempah-rempah seperti mereka meminum kopi, sesuai dengan tagline kami Minum Rempah Bukan Jamu,” ujar Sulthon.
Saat ini, Puskesmas Ngempon sudah memiliki tiga cabang, yaitu di Jalan Serayu yang buka mulai 17.00-00.00 WIB, di Jalan Halmahera buka mulai 16.00-00.00 WIB, dan terakhir di Jalan Taman Borobudur Indah 15.00-00.00 WIB.
“Jadi kita ada tiga tempat yang tersebar di Kota Malang dan operasinya mulai sore hingga tengah malam,” tambahnya.
Mengenai nama Pukesmas Ngempon, Sulthon menerangkan bahwa diambil dari produk yang dijualnya yang berupa minuman rempah-rempah yang menyehatkan. Ia berharap kedainya menjadi pusat kesehatan oleh masyarakat.
Karena keunikannya, Sulthon mengatakan tidak ada target mengenai pemasarannya, ia menyebut bahwasanya semua kalangan menikmati apa yang disajikan Puskesmas Ngempon.
“Kadang ada sirkulasi unik, ketika anaknya datang kesini, besok mengajak orang tuanya, begitu juga sebaliknya,” lanjutnya.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan anak-anak kecil juga menjadi pelanggan Puskesmas Ngempon. Menurut Sulthon, Puskesmas Ngempon tidak menjual tempat, melainkan manfaatnya.
“Kita juga kadang punya pelanggan anak-anak kecil yang biasanya beli menu Sermon Telang,” ucapnya.
Puskesmas Ngempon, menawarkan sekitar 20 menu yang tersedia, 10 diantaranya merupakan minuman unggulan yang berbahan rempah-rempah. Ia menyebut bahwa harga dimulai dari Rp.8.000 sampai Rp. 18.000.
“Menu andalan ini ya 10 itu, tapi untuk yang pertama kali datang, kani sarankan Jaka Temon karena rempahnya lebih soft. Terus ada yang lebih komplit itu Kuas Jawa biasanya menghilangkan capek-capek sama Mangku Roso,” jelasnya.
Ia juga berharap Puskesmas Ngempon ini menjadi akses masyarakat untuk hidup sehat. Menurutnya, kedai kopi relatif menyediakan minuman yang manis dan mengesampingkan kesehatan.
“Kami tidak bisa merubah kebiasaan nongkrong yang tidak sehat, tapi kami hadir sebagai pilihan solusi untuk hidup sehat,” pungkasnya.
Mengenai trik pembuatan agar sesuai dengan lidah masyarakat, Sulthon menyebut bahwa Michael lah yang membuat resepnya, Ia juga menegaskan bahwa Puskesmas Ngempon bukan menjual jamu tetapi minuman rempah.
“Sehingga orang tidak perlu sakit terlebih dahulu untuk menikmati segelas ngempon di tempat kami,” tutupnya.
- Penulis: Agung Budi
- Editor: Redaksi PWI Malang Raya
Saat ini belum ada komentar