Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ekonomi » Petani Holtikultura di Kabupaten Malang Hijrah ke Tanaman Jeruk

Petani Holtikultura di Kabupaten Malang Hijrah ke Tanaman Jeruk

  • calendar_month Sen, 6 Okt 2025

Peweimalang.com, Kabupaten Malang – Kabupaten Malang merupakan daerah di Jawa Timur (Jatim) yang memiliki berbagai komoditas, yang tidak hanya tanaman pangan saja, namun juga komoditas tanaman buah, Sehingga dengan luas wilayah yang dimiliki kabupaten setempat, maka Kabupaten Malang memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Sehingga petani ketika ingin beralih tanaman, tidak sulit untuk dikembangkan.

Salah satunya petani padi yang ingin beralih tanaman sangat mudah untuk memproduksinya, seperti petani holtikultura beralih ke tanaman jeruk. Sehingga menjadikan Kabupaten Malang sebagai daerah dengan penghasil jeruk tertinggi di Jatim, melampaui daerah sentra buah jeruk lainnya yang ada di Jatim ini.

Hal ini dibenarkan, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang Avicenna Medisica, Senin (6/10), kepada wartawan, bahwa petani di Kabupaten Malang pada tahun terakhir ini, kini cenderung untuk menanam jeruk. Sebelumnya para petani tersebut menanam tanaman pangan. Sedangkan fenomena hijrah ke pertanian jeruk itu bahkan disebut menjadikan Kabupaten Malang sebagai daerah dengan penghasil jeruk tertinggi di Jatim.

“Produksi jeruk di kabupaten setempat naiknya luar biasa, sehingga menjadi penghasil jeruk terbesar di Jatim, yang sebelumnya Kabupaten Banyuwangi,” terangnya.

Menurutnya, peningkatan produksi jeruk di Kabupaten Malang ini, tidak lepas dari kondisi geografis dan cuaca yang mendukung. Karena tanahnya tergolong subur dengan curah hujan yang relatif stabil, sehingga cocok untuk budidaya tanaman jeruk. Sementara, dari sisi ekonomi, budidaya jeruk kini dianggap lebih menguntungkan dan harganya stabil, jika dibandingkan tanaman hortikultura lainnya. Dan untuk saat ini daerah yang menjadi sentra tanaman jeruk, diantaranya di wilayah Kecamatan Dau, Jabung, dan Poncokusumo. Sedangkan di wilayah Kecamatan Poncokusumo juga sebagai sentra tanaman apel. Namun kini petaninya sudah mulai banyak yang produksi jeruk.

“Komoditas yang paling stabil harganya, yakni jeruk untuk sekarang ini. Selain itu, petani baru juga banyak yang menanam jeruk. Seperti petani apel di Poncokusumo, banyak beralih ke tanaman jeruk, serta petani holtikultura yang lain juga banyak yang menanam jeruk,” ujar Avisena.

Ditempat terpisah, salah satu petani jeruk asal Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Sudarmadi mengatakan, jika dirinya mulai menanam jeruk sejak tahun 2019, yang sebelumnya menanam holtikultura. Dengan beralih ke tanaman jeruk, selain tanah pertanian yang saya miliki cocok untuk menanam jeruk. Dan hasil hasil panen jeruk lebih banyak, karena harganya lebih menguntungkan, jika menanam holtikultura. Sedangkan untuk panen jeruk setiap delapan bulan sekali, dan hasil produksinya terus meningkat.

“Tapi tantangan utamanya dalam budidaya jeruk yakni saat kondisi kemarau panjang, tanaman jeruk terserang hama lalat buah,” ungkapnya.

Untuk harga jeruk sendiri, lanjut dia, relative stabil. Sehingga banyak petani padi dan holtikultura beralih ke tanaman jeruk. Meski harga jeruk tidak setinggi beberapa tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan, cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan utama dalam menjaga produktivitas tanaman jeruk.

“Sebelum saya beralih ke tanaman jeruk, saya menanam sayur. Karena harga sayur selalu turun setiap tahunnya, yang juga kebutuhan air untuk pengairan yang kurang, maka membuat saya beralih menanam jeruk,” tandasnya.(*).

  • Penulis: Redaksi
  • Editor: PWI Malang Raya

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less