Aleg PKS Syabril Ulum Gelar Reses, Soroti Pemerataan Pembangunan
- calendar_month 8 jam yang lalu

Anggota DPRD Kota Malang Akhdiyat Syabril Ulum saat menggelar menyerap aspirasi. (Foto: Agung B)
Peweimalang.com, Malang Kota – Anggota legislatif (Aleg) DPRD Kota Malang, Akhdiyat Syabril Ulum menggelar reses dengan fokus pemerataan pembangunan di Wilayah Kedungkandang. Kegiatan ini digelar untuk menjaring aspirasi yang selama ini mengeluhkan perihal pemerataan pembangunan.
Dalam resesnya, Ulum menyampaikan mengenai informasi terkini terkait pembangunan di Kota Malang. Beberapa diantaranya adalah pembangunan drainase di Soekarno Hatta yang saat ini tengah dilaksanakan.
Tidak hanya itu, politikus partai PKS ini juga menyampaikan terkait pelebaran jalan di wilayah Kedungkandang. Khususnya mulai dari Jembatan Kedungkandang hingga Dirgantara Mart.
“Kita menyampaikan informasi yang valid mengenai pembangunan Kota Malang termasuk gorong-gorong di Suhat dan relokasi Pasar Gadang. Harapannya keberadaan kami benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” kata Ulum, Rabu (6/8/2025).
Lebih lanjut, Ulum juga memaparkan dinamika politik anggaran yang terjadi dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) tahun 2025. Ia menyebut adanya penyesuaian dan pergeseran anggaran sebagai dampak dari efisiensi program, termasuk instruksi Presiden melalui Inpres No.1 Tahun 2025.
“Beberapa program dari dinas tidak berjalan optimal sehingga anggarannya digeser jadi aspirasi dari masyarakat tidak bisa langsung dikerjakan,” terangnya.
Ulum menilai bahwa pembangunan di Kota Malang belum merata. Terbukti bahwa banyak aspirasi-aspirasi warga mengenai infrastruktur di wilayah timur Kota Malang ini. Menurut Ulum, fasilitas di pinggiran Kota Malang tidak semasif di tengah Kota.
“Jadi reses kali ini memang banyak keluhan dari wilayah perbatasan Kabupaten seperti Tlogowaru, Arjowinangun yang dimana tempat mereka kurang penerangan dan juga aspalisasi,” ujarnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Ulum menyebut bahwa aspirasi ini sangat bagus sehingga anggaran yang digunakan lebih merata sehingga tidak ada kesenjangan pembangunan.
“Kami ingin masyarakat Kedungkandang merasakan hidup di Kota karena memang seharusnya, tetapi di daerah tersebut infrastrukturnya masih dirasa seperti pedesaan,” pungkasnya.
Tidak hanya mengenai pembangunan, Ulum juga mendengarkan aspirasi mengenai pendidikan. Ia menyebut bahwa aspirasi ini mengenai ketidakadilan perhatian terhadap sekolah swasta yang dinilai kurang diperhatikan oleh Pemerintah Kota Malang.
“Saya rasa ini klop dengan visi misi Pak Wali yang seragam gratis, mudah-mudahan kami bisa mengaspirasikan apa yang memang diharapkan oleh masyarakat,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa tindaklanjut dari aspirasi masyarakat akan dilakukan secara bertahap. Aspirasi yang bisa segera direalisasikan akan langsung difollow up. Sementara yang lainnya akan diakomodasi dalam perencanaan anggaran ke depan, baik akhir maupun awal tahun anggaran.
“Kita akan follow up untuk yang belum bisa akan kita tampung di musrembang,” tutur Sekretaris Komisi C ini.
Disisi lain, Dewi Sartika salah satu warga Bumiayu mempertanyakan terkait pembangunan Jembatan Kedungkandang. Menurut pengalamannya. Jika ada aktivitas pembangunan di daerah tersebut akan terjadi kemacetan yang luar biasa. Apalagi jam-jam berangkat maupun pulang kerja.
“Rencana September nanti akan ada pelebaran jalan mulai Jembatan Kedungkandang nah pastinya akan macet bagaimana solusinya?,” tanya Dewi.
Ulum lantas menanggapi, bahwa pihaknya akan menyampaikan kepada pihak terkait seperti Dinas Perhubungan tentang bagaimana penanganan macet apabila pembangunan sudah berjalan.
“Nanti kami akan berkoordinasi dengan Dishub terkait kemacetannya dan berkoordinasi dengan PU terkait pembangunannya agar bisa mendapatkan solusi yang pas,” tambahnya.
Ulum menyebut bahwa dirinya menggelar dua kali kegiatan reses ini. Sebanyak 300 orang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan dua kali itu.
“Kita pastikan semua aspirasi kita tampung dan disampaikan ke pihak eksekutif,” tutup Sekretaris Komisi C DPRD Kota Malang tersebut.
- Penulis: Agung Budi
- Editor: Redaksi PWI Malang Raya
Saat ini belum ada komentar