Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Politik-Pemerintahan » Soal Pelanggaran Lingkungan, Warga Joyogrand dan Tomoland Belum Aad Kata Sepakat

Soal Pelanggaran Lingkungan, Warga Joyogrand dan Tomoland Belum Aad Kata Sepakat

  • calendar_month Jum, 11 Jul 2025

Peweimalang.com, Kota Malang – Pembahasan tindak lanjut kesepakatan warga dan pengembang Perumahan Graha Agung, soal pelanggaran lingkungan masih belum ada titik temu. Rapat pertemuan di Ruang Rapat Internal Gedung DPRD Kota Malang, Jumat (11/7/2025) belum ada kata sepakat.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurrakhmadi mengatakan pertemuan ini dihadiri semua, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) RT, RW, dan pihak PT pengembang Tomoland.

Dito menyampaikan bahwa pertemuan kali ini produktif meskipun belum ada kesepakatan final.

“Pertemuan ini berlangsung sangat baik dan lebih terbuka perihal kronologis yang berkaitan dengan komitmen yang sudah terlaksana maupun yang masih dipermasalahkan di tahap kedua,” kata Dito.

Meski belum ada kesepakatan final tapi sudah progres, nanti pihaknya akan mengagendakan untuk diserahkan kepada pemangku wilayah.
Dito menegaskan bahwa di pertemuan berikutnya sudah ada kesepakatan final dan pihaknya akan menghadirkan direksi Tomoland, dan ada solusinya.

“Komitmen DPRD untuk mengawal mengenai apa yang dikeluarkan pengembang dan tuntutan warga terkait apa yang dikompetensikan dan bagaimana realisasinya, nanti kami akan coba sampai itu berlanjut,” imbuhnya.

Meski demikian disampaikan Dito ada yang sudah terealisasi seperti jalan kembar, gazebo, taman dan plengsengan sungai.

Sedangkan yang belum terealisasi seperti puja sera, lampu taman, penerangan lampu jalan dan plengsengan di RW 8 Joyogrand.

“Tadi lihak pengembang menyampaikan sudah mengeluarkan kurang lebih Rp. 3,3 milyar untuk memenuhi kompensasi permintaan warga,” sambung Dito.

Ia meminta dipertemuan akhir nanti harus ada dari pihak warga dan direksi Tomoland.

“Jadi kami berharap komunikasi harus diperbaiki dari pihak Tomoland dan masyarakat. Sehingga satu pintu dan juga lebih humanis untuk memperbaiki komunikasi yang selama ini berjalan kurang baik,” pungkasnya.

  • Penulis: Agung Budi
  • Editor: PWI Malang Raya
  • Sumber: Liputan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less