Waspada Cuaca Ekstrem Laut Malang Selatan, Nelayan Waspada Laka Laut
- calendar_month Sen, 15 Sep 2025

Pantai Sendangbiru di wilayah Desa Tambakrejo, Kec Sumbermanjing Wetan, Kab Malang, sebagai salah satu pantai di wilayah perairan Malang Selatan
Peweimalang.com, Kabupaten Malanag – Perairan laut Malang Selatan, Kabupaten Malang pada beberapa hari terakhir ini, diterjang angin kencang, sehingga menyebabkan gelombang tinggi. Hal ini berdampak pada nelayan di wilayah setempat tidak berani melaut, karena takut akan terjadi kecelakaan laut (laka laut). Sedangkan berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Kabupaten Sidoarjo, memperkirakan angin kencang disertai hujan sedang hingga lebat akan terjadi selama sepekan, mulai tanggal 10-17 September 2025 mendatang, hal itu dipicu gangguan pada lapisan atmosfer.
Hal ini disampaikan, Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Kasatpolairud) Polres Malang AKP Yoyok Supandi, Senin (15/9), kepada wartawan. Menurutnya, fenomena cuaca yang terjadi di perairan laut Selatan Jawa berdampak langsung pada potensi gelombang laut tinggi. Sehingga dirinya mengingatkan akan terjadinya gelombang besar, yang bisa membahayakan aktivitas nelayan maupun wisatawan.
“Kami mengingatkan kepada nelayan dan wisatawan akan bahayanya gelombang laut, karena sudah terjadi laka laut,” terangnya.
Disampaikan, setidaknya sudah terjadi dua insiden laka laut di kawasan laut Malang Selatan. Salah satunya menimpa seorang pemancing bernama Naridi, (66), yang hilang saat memancing di Pantai Pulau Sempu pada 22 Juli 2025. Sebelumnya, pada 10 Juli tahun ini sudah ada tiga pemancing remaja hanyut usai dihantam ombak. Satu orang selamat, satu ditemukan meninggal dunia, dan satu lagi hingga kini masih belum ditemukan. Dengan insiden tersebut, maka pihaknya terus melakukan upaya pencegahan. Diantaranya, dengan menyampaikan imbauan rutin kepada nelayan, hal ini kita lakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan.
Meski, perairan laut Malang selatan masih terpantau kondusif, Yoyok menegaskan, harus tetap terus melakukan kewaspadaan. Sementara, aktivitas rutin nelayan tetap berjalan, namun dihimbau mengedepankan keamanan agar tidak terjadi laka laut. Sehingga dengan gelombang laut tinggi, ada sebagian nelayan yang tetap melaut, dan sebagian nelayan lebih memilih tidak melaut untuk sementara waktu sambil menunggu cuaca di laut normal kembali. Dan berdasarkan data BMKG, angin dominan bertiup dari timur ke tenggara dengan kecepatan maksimum 11 knot atau 20 kilometer per jam.
“Dengan ketinggian gelombang laut berada di kisaran 2,2 hingga 2,9 meter dalam beberapa hari mendatang, maka diperlukan kewasdaan tinggi,” tandasnya.
Ditempat terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan juga menyanpaikan, kondisi cuaca di wilayah perairan laut Malang Selatan terjadi angin kencang, yang mana menyebabkan gelombang laut tinggi.
Karena berdasarkan data BMKG bahwa pada bulan Agustus-September 2025 masih diguyur hujan. Sehingga dengan cuaca ektrem tersebut, maka memiliki potensi bencana akibat cuaca ekstrem tetap terbuka. Hal ini dibuktikan curah hujan dibeberapa wilayah Kabupaten Malang menunjukkan angka yang cukup tinggi.
“Cuaca ekstrem sangat mungkin memicu gelombang laut tinggi. Dan gelombang laut juga berpengaruh pada perubahan cuaca yang ekstrem. Sehingga hal itu perlu diwaspadai oleh nelayan yang pergi mencari ikan di perairan laut Malang Selatan,” pungkasnya.(*).
- Penulis: Redaksi
- Editor: PWI Malang Raya
Saat ini belum ada komentar