Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Peristiwa » SAE L’Sima Bakal Jadi Pusat Ketahanan Pangan Pemasyarakatan Jawa Timur

SAE L’Sima Bakal Jadi Pusat Ketahanan Pangan Pemasyarakatan Jawa Timur

  • calendar_month Sel, 29 Jul 2025

Peweimalang.com, Kab Malang – Usai kunjungan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) ke SAE L’ Sima pada Senin (29/7/2025), kawasan tersebut akan ditetapkan sebagai pusat ketahanan pangan pemasyarakatan wilayah Jawa Timur.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Timur, Kadiyono menegaskan, SAE L’ Sima yang berada di Ngajum, Kabupaten Malang, akan digunakan sebagai pusat ketahanan pangan pemasyarakatan Jawa Timur.

“SAE L’Sima memiliki total lahan seluas 20,5 hektar. Ada 11,3 hektar diantaranya telah digunakan untuk lahan pertanian dan peternakan,” ungkapnya, Selasa (29/7/2025).

SAE L’ Sima sendiri, sudah dimanfaatkan untuk penanaman edamame, kobis manis dan kacang. Selain itu juga digunakan untuk lahan peternakan. Seperti ayam dan kambing. Juga untuk lahan perikanan.

“Ayam petelur kini mencapai angka 95 persen perhari dari total 1.300 ekor ayam. Sudah mampu menghasilkan sekitar 80 kilogram per harinya,” ujarnya.

Pihaknya memasang target, untuk menjadikan SAE kawasan ketahanan pangan, sebagai role model nasional. Bahkan, Kadiyono berharap SAE bisa dimanfaatkan sebagai ekowisata serta menjadi penguatan ekonomi di sekitar wilayah Ngajum.

Pengolahan 20,5 hektar ini, menurut Kardiyono, akan membutuhkan tenaga kerja yang besar. Oleh karena itu, pihaknya akan memberdayakan warga binaan dari UPT Pemasyarakatan di Jawa Timur, yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan perilaku.

“Narapidana akan dikirim kesini harus menjalani minimal setengah masa hukuman, berkelakuan yang baik, serta memiliki penurunan tingkat resiko yang dibutuhkan secara administratif. Ini bagian dari asimilasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan,” jelasnya.

Terkait kontribusi ekonomi, Kardiyono menyampaikan, perputaran nilai ekonomi dihasilkan dari beberapa hasil panen edamame, telur dan hasil lainnya sudah berjalan. Sebanyak 5 persen diserap untuk penyediaan bahan pangan.

“Nilainya pasti masih dalam tahap evaluasi, namun yang terpenting saat ini adalah menjalankan program secara konsisten dan produktif. Evaluasi akan terus dilakukan seiring berjalannya waktu,” tutupnya.

 

 

 

  • Penulis: Agung Budi
  • Editor: Redaksi PWI Malang Raya

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less