Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ekonomi » Produksi Apel Menurun, Pengusaha Keripik di Kota Batu Terpaksa Cari Bahan Baku ke Luar Daerah

Produksi Apel Menurun, Pengusaha Keripik di Kota Batu Terpaksa Cari Bahan Baku ke Luar Daerah

  • calendar_month Sab, 18 Okt 2025

Peweimalang.com, Kota Batu- Kelangkaan buah apel di Kota Batu membuat industri keripik apel menghadapi kesulitan serius dalam memperoleh bahan baku. Minimnya pasokan apel manalagi, jenis apel yang paling banyak digunakan untuk keripik, membuat para pelaku usaha harus mencari suplai dari daerah lain seperti Nongkojajar, Poncokusumo, hingga Pujon.

Pengusaha keripik buah asal Kota Batu sekaligus anggota DPRD, Khamim Tohari, mengungkapkan bahwa produksi apel di daerahnya kini menurun drastis. Menurutnya, meski wisata petik apel masih menjadi daya tarik utama Batu, jumlah panen sebenarnya tidak sebanding dengan kebutuhan industri.

“Banyak kebun apel yang kini hanya menghasilkan jenis Anna, bukan manalagi. Padahal, apel manalagi memiliki rasa manis yang ideal untuk bahan keripik. Karena itu, kami terpaksa mencari pasokan dari luar daerah,” jelas Khamim.

Ia menambahkan, kelangkaan apel manalagi sudah berlangsung sejak 2024 dan semakin parah di tahun ini. Kondisi tersebut juga berdampak pada melonjaknya harga di tingkat petani.

“Sekarang harga apel manalagi dari petani bisa mencapai Rp15 ribu per kilogram, padahal sebelumnya hanya sekitar Rp6 ribu. Untuk kualitas premium atau grade A bahkan mencapai Rp30 ribu per kilogram. Sedangkan untuk grade B yang biasa dipakai untuk keripik pun sudah naik jadi Rp15 ribu per kilogram,” paparnya.

Khamim menilai, situasi ini menjadi ironi bagi Kota Batu yang selama ini dikenal sebagai ikon kota apel. Ia memperkirakan, hanya sekitar lima persen petani di wilayahnya yang masih bertahan menanam apel.

“Banyak petani yang beralih menanam jeruk dan sayuran, bahkan sebagian memilih menjual lahannya untuk pembangunan. Akibatnya, populasi apel semakin menurun,” tuturnya.

Dengan keterbatasan bahan baku, industri oleh-oleh khas Batu yang satu ini juga harus menyesuaikan harga jual produk.

“Harga keripik apel yang sebelumnya Rp120 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp140 ribu. Kami tidak punya pilihan lain,” pungkasnya.

  • Penulis: Dafa Wahyu Pratama

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less