PMI Kota Batu Hentikan Operasional, Layanan Kemanusiaan Vakum Akibat Ketiadaan Anggaran
- calendar_month Sab, 2 Agu 2025

Jendela Kantor PMI Kota Batu tertempel pengumuman penutupan sementara operasional. (Dafa)
Peweimalang.com, Kota Batu – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batu menghentikan sementara seluruh aktivitas operasionalnya per awal Agustus 2025. Vakumnya lembaga kemanusiaan ini terjadi akibat tidak adanya anggaran operasional, yang berdampak langsung pada terhentinya berbagai layanan publik seperti donor darah, ambulans, evakuasi kecelakaan, hingga antar jemput pasien.
Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi kantor PMI Kota Batu di Jalan Kartini, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, telah tidak lagi beroperasi. Sebuah papan pengumuman besar terpampang di depan kantor sebagai penanda penghentian layanan. Pintu kantor pun tertutup rapat, tanpa aktivitas apapun di dalamnya.
Kepala Markas PMI Kota Batu, Abdul Mutholib, menyatakan bahwa pihaknya sudah beroperasi tanpa dukungan anggaran sejak Februari hingga Juli 2025. Dalam periode tersebut, seluruh kebutuhan operasional ditanggung secara pribadi.
“Operasional benar-benar tanpa gaji selama enam bulan terakhir. Kami terpaksa menggunakan dana pribadi sekitar Rp 80 juta untuk menutup kebutuhan seperti BBM ambulans, listrik, air, makanan, obat-obatan, hingga Wi-Fi,” ungkap Tholib saat ditemui pada Sabtu (2/8/2025).
Tholib menjelaskan, kelangsungan layanan PMI selama ini hanya bertahan berkat solidaritas internal. Ia, bendahara, dan beberapa rekan lainnya menyisihkan dana pribadi agar pelayanan tetap berjalan. Namun, kemampuan tersebut kini telah mencapai batasnya.
“Ada tiga orang yang terdampak langsung, termasuk saya sendiri, sopir ambulans, dan staf administrasi. Kami semua bekerja sebagai relawan dengan sistem honor. Sejak Februari, tidak ada pembayaran sama sekali,” ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk mempertahankan layanan minimum, PMI Kota Batu memerlukan setidaknya Rp 9 juta per bulan. Tanpa alokasi anggaran yang pasti, lembaga tersebut tidak dapat melanjutkan perannya dalam pelayanan darurat dan sosial.
Tholib juga mengakui bahwa keterlambatan pembayaran honor bukan hal baru, namun kondisi tahun ini adalah yang terburuk selama ia menjabat.
“Selama ini kami masih bisa bertahan, tapi tahun ini sangat berat. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Dana talangan juga sudah habis. Kami benar-benar minta maaf karena tidak bisa berbuat lebih banyak,” ujarnya.
Menanggapi isu adanya konflik internal dan gugatan kepengurusan di tubuh PMI Kota Batu, Tholib enggan memberikan penjelasan lebih jauh. Ia menegaskan bahwa markas hanya berfokus pada urusan teknis pelayanan.
“Kami hanya menjalankan tugas di lapangan dan urusan administrasi. Soal dinamika organisasi bukan tanggung jawab kami,” tuturnya..
Vakumnya PMI Kota Batu diperkirakan akan sangat dirasakan masyarakat, khususnya mereka yang selama ini mengandalkan layanan cepat seperti ambulans dan donor darah. Selama ini, PMI dikenal sebagai mitra aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan penanggulangan bencana di wilayah tersebut.
“Kami berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah. Ini bukan sekadar soal kelangsungan lembaga PMI, tapi menyangkut keselamatan dan kebutuhan darurat masyarakat,” tutup Tholib.
- Penulis: Dafa Pratama
- Editor: PWI Malang Raya
Saat ini belum ada komentar