Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ekonomi » Kurangi Angka Pengangguran, Dosen FEB UB Berikan Konsep Inkubasi Bisnis

Kurangi Angka Pengangguran, Dosen FEB UB Berikan Konsep Inkubasi Bisnis

  • calendar_month Rab, 16 Jul 2025

Peweimalang.com – Kota Malang, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya Malang, Dias Satria berhasil menggarap konsep inkubasi bisnis yang diberi nama “Jagoan Banyuwangi” yang diterapkan di Banyuwangi.

Konsep bisnis ini telah membantu ribuan UMKM serta mengurangi angka pengangguran di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi, Lusi Herawati mengungkapkan, dampak program Jagoan Banyuwangi membuat peningkatan tenaga kerja di beberapa UMKM binaan, yang semula lima orang, kini berkembang menjadi 20 orang.

Inovasi ini juga dirasakan oleh produk pertanian yang sudah dipasarkan ke Bali melalui Lotte Mart. Bahkan alumni Jagoan Banyuwangi sempat menjadi duta kementerian di Kementerian Pertanian.

Meskipun belum terhitung secara khusus, secara makro ekonomi Jagoan Banyuwangi berkontribusi dalam menurunkan pengangguran di Banyuwangi.

“Dari awal di angka 8,07 persen pada tahun 2021 sekarang sudah turun di angka 6,54 persen (tahun 2024). Kemudian pendapatan per kapita juga mengalami peningkatan 49,99 juta orang per tahun pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 62,08 juta orang per tahun (tahun 2024),” ujar Lusi, Rabu (16/7/2025).

Dosen FEB UB, Dias Satria penggagas program inkubasi bisnis. (Istimewa)

Dosen FEB UB, Dias Satria menjelaskan, program pelatihan bisnis anak muda lainnya. Ia mengatakan bahwa pelatihan ini menerapkan kurikulum bisnis yang ada di luar negeri seperti Harvard University, Stanford University dengan model partisipatif dengan mengajarkan bisnis seperti Lego Serious, board game dan permainan lainnya.

Dias menegaskan, program ini dirancang dengan pendekatan kolaboratif antar sektor dengan membuka sinergi strategis dengan berbagai lembaga negara.

“Program ini berkolaborasi seperti Kementerian Keungan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Bank Indonesia (BI) sesuai dengan kewenangan masing-masing,” ujar Dias.

Dias juga menerapkan, program ini di daerah lain seperti di Blitar dengan nama Cah Preneur, Preneur Kediri di Kediri dan Lamongan dengan nama Meg Preneur serta Kita Tani Muda di Semarang.

“Ketika kepemimpinan berganti, seringkali program ikut berhenti. Padahal membangun ekosistem juga butuh waktu,” ujarnya.

Melalui Jagoan Banyuwangi, pelaku UMKM akan melakukan registrasi yang dilakukan individu maupun kelompok minimal 2 orang. Peserta akan mendapatkan pendampingan dari sejumlah mentor dan mengikuti program inkubasi.

Selain itu, mereka akan mendapatkan materi mengenai bisnis surveillance, membangun jejaring dan membuka peluang pasar. Peserta yang mengikuti juga mendapatkan bantuan modal. (*)

 

  • Penulis: Agung Budi
  • Editor: PWI Malang Raya
  • Sumber: Liputan
Tags

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less