Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ekonomi » Konsumsi Non Beras Kota Malang Capai 4,2 Persen

Konsumsi Non Beras Kota Malang Capai 4,2 Persen

  • calendar_month 23 jam yang lalu

Peweimalang.com, Kota Malang – Masyarakat Kota Malang kini mengalami perubahan pola konsumsi. Dilihat dari data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang, tahun 2025 ini mencapai 4,2 persen, melebihi target nasional sebesar 4 persen.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dispangtan Kota Malang, Elfiatur Roikhah menyebut angka ini menunjukkan tren positif. Peningkatkan tersebut terjadi berbagai program penguatan ketahanan pangan lokal.

“Kita targetkan 4 persen, tapi realisasinya menunjukkan 4,2 persen. Peningkatan signifikan dari 2023, masyarakat membuka diri terhadap pangan alternatif selain beras dan terigu,” ungkapnya Elfi, Kamis (31/7/2025).

Program ini sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024 tentang percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.

Pelatihan pangan olahan tahun 2025 di Hotel Atria pada Kamis (31/7/2025)

Salah satu langkahnya adalah program “One Day No Rice”, dimana program ini mengajak kelompok masyarakat Urban Farming untuk tidak mengonsumsi beras atau tepung di hari Jumat.

Ke depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan menyurati instansi-instansi, termasuk sekolah dan lembaga pemerintah, agar masyarakat turut serta mengurangi konsumsi beras dan tepung.

“Program ini awalnya dijalankan bersama komunitas urban farming yang telah menerima bantuan ubi jalar dari Bank Indonesia dan FEB Universitas Brawijaya,” kata Elfi.

Pelatihan pengolahan pangan ini, menyasar berbagai kelompok masyarakat di Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Blimbing dan Klojen melalui hasil Musrenbang.

Elfi menyebut, resistensi masyarakat terhadap olahan bahan pangan. Menurutnya, minimnya variasi olahan terhadap bahan pangan sehingga program ini menjadi pelatihan terhadap hal tersebut.

“Ubi biasanya hanya dikukus. Lewat pelatihan ini kami ajarkan pengolahan menjadi camilan, kue atau makanan yang lebih variatif. Tujuannya agar anak-anak terbiasa sejak dini,” tambahnya.

Meskipun Kota Malang termasuk kota metropolis dengan keterbatasan lahan, pemanfaatan media tanam alternatif seperti karung menjadi solusi inovatif.

“Dengan edukasi dan pendampingan berkelanjutan, diharap masyarakat memiliki pilihan konsumsi yang sehat dan mandiri secara pangan,” tutupnya. (*)

 

  • Penulis: Agung Budi
  • Editor: PWI Malang Raya

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less