Kondisi Sungai Brantas, Tim Susur Sungai Temukan Limbah Industri dan Pencemaran
- calendar_month Sel, 21 Okt 2025

Koordinator Forum Brantas Malang Doddy Eko Wahyudi saat meninjau sungai Brantas bersama instansi terkait. (Foto: Dafa)
Peweimalang.com, Kota Batu – Kegiatan Susur Sungai Brantas 2025 yang berlangsung 15-18 Oktober lalu mengungkap kondisi memprihatinkan di sejumlah titik aliran Sungai Brantas wilayah Malang Raya. Hasil penelusuran, ditemukan berbagai indikasi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi sejak daerah aliran sungai (DAS) di Kota Batu hingga Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang.
Kegiatan ini menempuh jalur dari titik nol Arboretum Sumberbrantas di Kota Batu hingga hilir sungai di Kabupaten Malang. Aksi tersebut merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa pada tahun 2019 dan 2022, dengan tujuan membandingkan kondisi sungai dari waktu ke waktu serta merumuskan langkah pelestarian sumber daya air yang lebih efektif.
Koordinator Forum Brantas Malang Raya, Doddy Eko Wahyudi, menyampaikan bahwa hasil penyusuran kali ini menjadi peringatan serius terhadap kondisi DAS Brantas. Ia mengungkapkan bahwa tim menemukan sejumlah indikasi pencemaran, sedimentasi, hingga penumpukan sampah yang menunjukkan penurunan kualitas lingkungan di sepanjang aliran sungai.
“Kami menemukan adanya pencemaran ringan di beberapa titik. Di wilayah Pandanrejo terdapat limbah dari industri tahu, sementara di Kelurahan Temas, Kota Batu, ditemukan limbah dari peternakan babi dengan populasi sekitar sepuluh ekor,” ujarnya.
Lebih dari 300 peserta terlibat dalam kegiatan ini, meliputi unsur pemerintah daerah seperti BPBD dan DLH, TNI, Polri, BBWS Brantas, Perum Jasa Tirta, akademisi, serta komunitas peduli lingkungan.
Di wilayah Kota Malang, tim mendapati permasalahan serius berupa tumpukan sampah dan pelanggaran pemanfaatan sempadan sungai.
“Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah pembangunan rumah di bibir sungai. Kondisi ini tidak hanya berpotensi menimbulkan longsor, tetapi juga melanggar aturan sempadan,” tutur Doddy.
Sementara itu, di Kabupaten Malang, sampah di jembatan dan sempadan sungai masih menjadi persoalan utama. Selain itu, limbah cair rumah tangga, sedimentasi, serta keretakan tebing juga ditemukan di beberapa titik aliran.
Doddy menjelaskan bahwa kegiatan susur sungai kali ini difokuskan pada pendataan dan pemetaan masalah, bukan aksi pembersihan langsung. Hasil pengamatan akan disusun dalam laporan komprehensif dan disampaikan kepada kepala daerah di tiga wilayah Malang Raya sebagai dasar pengambilan kebijakan pelestarian DAS Brantas.
“Kami tidak melakukan pembersihan langsung, melainkan pendataan. Semua temuan akan kami laporkan kepada kepala daerah agar dapat ditindaklanjuti dengan kebijakan konkret untuk menyelamatkan DAS Brantas,” tegasnya.
Ia berharap kegiatan Susur Sungai Brantas 2025 dapat memperkuat kolaborasi antarwilayah dalam menjaga kelestarian sumber air utama bagi masyarakat Jawa Timur.
- Penulis: Dafa Pratama
- Editor: Redaksi PWI Malang Raya

















Saat ini belum ada komentar