Kalah Adu Penalti, Tim Futsal Putri Kota Malang Raih Medali Perak
- calendar_month Rabu, 25 Jun 2025

Tim futsal putri Kota Malang melawan tim putri Sidoarjo yang harus diselesaikan lewat adu pinalti. (Foto : Dafa)
Peweimalang.com, Kota Batu – Tim Futsal Putri Kota Malang harus puas membawa pulang medali perak setelah takluk dari Kabupaten Sidoarjo melalui drama adu penalti pada partai final Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim 2025. Pertandingan berlangsung sengit di Jambu Luwuk, Kota Batu, Rabu (25/06/2025).
Laga berlangsung ketat sejak awal pertandingan Futsal putri ini. Pada babak pertama, kedua tim saling melancarkan serangan. Meski menciptakan banyak peluang, bola kerap melebar atau berhasil diamankan oleh penjaga gawang masing-masing tim.
Skor imbang 1-1 menutup paruh pertama pertandingan.
Memasuki babak kedua, intensitas permainan tetap tinggi. Kedua tim terus berupaya mencetak gol tambahan, namun pertahanan yang solid. Serta penampilan gemilang para kiper membuat skor tak berubah hingga peluit akhir babak kedua dibunyikan.
Laga pun dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Namun, baik di extra time babak pertama maupun kedua, kedua tim masih belum mampu memanfaatkan peluang yang ada. Skor 1-1 tetap bertahan hingga tambahan waktu usai.
Pertandingan akhirnya harus ditentukan melalui adu penalti. Dalam momen krusial ini, Tim Futsal Putri Kota Malang harus mengakui keunggulan lawannya setelah kalah dengan skor tipis 3-2.
Dengan hasil ini, Tim Futsal Putri Kota Malang harus merelakan medali emas kepada Kabupaten Sidoarjo dan mengakhiri kompetisi dengan membawa pulang medali perak.
Pelatih Tim Futsal Putri Kota Malang, Christian Teguh, menilai hasil ini bukan karena performa yang buruk, melainkan faktor keberuntungan yang belum berpihak. Ia mengungkapkan bahwa timnya telah tampil maksimal.
“Saya selalu tekankan kepada anak-anak, yang bisa kalahin kita hanya dirinya sendiri sama takdirnya Tuhan,” ujarnya.
Christian menambahkan, secara teknis, kekuatan kedua tim cukup seimbang. Timnya telah mencoba berbagai cara untuk mencetak gol, namun keberuntungan belum berpihak.
Ia juga tidak menyangka laga final harus ditentukan lewat adu penalti, yang menurutnya menjadi ajang adu mental antar pemain.
“Final adu penalti memang bicara soal mental, kita tidak tahu apa yang ada di pikiran pemain hari ini. Kalau di latihan ada persiapan penalti, tapi di pertandingan ini kita nothing to lose saja,” tambahnya.
Sementara itu, pemain Futsal Putri Kota Malang, Erviona Marshanda, juga menyampaikan bahwa kekalahan timnya dipengaruhi faktor keberuntungan. Meski begitu, ia tetap bangga dengan perjuangan yang sudah dilalui.
“Teman-teman sudah legowo menerima hasil ini. Perjalanan kami cukup berat, apalagi harus bertemu tim-tim kuat seperti Surabaya, Tulungagung, Sidoarjo, dan Tuban,” ungkapnya.
Erviona juga menyoroti tantangan non-teknis yang dihadapi para pemain, terutama terkait jadwal latihan yang kerap berbenturan dengan aktivitas pendidikan.
“Latihan juga jadi tantangan karena sering bentrok dengan jadwal kelas. Kami harus minta izin atau dapat dispensasi dari sekolah maupun kampus. Tapi menurut saya, semua perjuangan itu sudah terbayarkan,” tandasnya.
- Penulis: Dafa Pratama
- Editor: Redaksi PWI Malang Raya
- Sumber: Liputan
Saat ini belum ada komentar