Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Peristiwa » Jembatan Polehan-Kedungkandang Diresmikan, Siap Gerakkan Ekonomi Masyarakat

Jembatan Polehan-Kedungkandang Diresmikan, Siap Gerakkan Ekonomi Masyarakat

  • calendar_month Kam, 23 Okt 2025

Peweimalang.com, Kota Malang – Jembatan penghubung Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Kedungkandang, Jembatan Sungai Kali Bangau telah diresmikan langsung oleh Kepala Staff Kepresidenan (KSP), Wali Kota Malang dan Paguyuban Marga Sosial Tionghoa Indonesia (PMSTI). Peresmian ini berlangsung pada Kamis (23/10/2025).

Kepala Staff Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia (RI), Letjen TNI (Purn) Anto Mukti Putranto menjelaskan bahwa peresmian Jembatan Sungai Kali Bango ini menjadi ke-221 di seluruh Nusantara. Ia menambahkan bahwa target pembangunan di seluruh Nusantara ini sebanyak 1.000 jembatan.

“Program ini sudah berjalan 10 tahun, saya masuk tahun ke lima. Saya mencoba mencari target melalui Babinsa atau Dandim, sehingga itu yang menjadi titik awal kita membangun jembatan,” ujar A.M Putranto sapaan akrabnya.

Ia mengungkapkan bahwa beberapa daerah sudah dalam daftar pantauannya seperti Nias, Riau, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. A.M Putranto menuturkan bahwa daerah-daerah tersebut masih dalam pantauan, karena saat ini pihaknya telah meminta data kepada masyarakat nantinya akan dilakukan tinjauan.

“Tinjauan yang dilakukan ini meliputi estimasi biaya, kebutuhannya apa kan tidak semua daerah akan dibangun jembatan,” ujarnya.

A.M Putranto juga mengatakan bahwa pembangunan tidak hanya jembatan saja, namun juga pembangunan sumur bor. Program ini menurutnya adalah kegiatan kemanusiaan yang tidak ada unsur politik dan kepentingan apapun.

“Kebetulan saya kali ini bersama PMSTI, kita mengajak bahwa kegiatan ini adalah kegiatan kemanusiaan, tidak ada politik dan kepentingan apapun, kami bernuat membantu masyarakat,” tegasnya.

Lebih lanjut, AM Putranto menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menjadikan Jembatan Sungai Kali Bangau ini permanen.

“Jembatan ini sangat membantu masyarakat karena biasanya harus memutar lebih dulu, kini tidak perlu. Pendidikan juga berkembang, perekonomian berjalan, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan semaksimal mungkin. Ada perawatan tertentu dan aturan oleh Vertical Rescue Indonesia (VRI),” jelasnya.

Ia juga tidak menutup kemungkinan untuk membangun jembatan di daerah lain jika memang dibutuhkan di daerah tersebut. Ia juga merencanakan pembangunan 1.000 unit.

“Targetnya 1000 ini masuk ke 221 pembangunan,” pungkasnya.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat

Senada dengan itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyebutkan bahwa daerah yang dibangun jembatan ini bisa lebih baik. Pasalnya, jembatan ini juga dimanfaatkan oleh siswa-siswa yang bersekolah di SMPN 28 Malang.

“Tidak hanya siswa yang bersekolah tetapi pergerakan ekonomi akan cepat karena selama ini harus berputar dulu,” ujarnya.

Wahyu juga berpesan kepada masyarakat untuk mengikuti ketentuan yang ada. Ia meminta kepada Camat, Lurah, RT dan RW agar menekankan ketentuan yang ada di jembatan baru ini.

“Jembatan ini ada ketentuan jadi kami minta masyarakat mentaati ketentuan yang sudah ditetapkan,” tegas Wahyu.

Sebagai informasi jembatan ini harus dilalui bergantian dan maksimal dilalui oleh 3 orang dewasa, selain itu sepeda motor juga bisa melewati jembatan ini tetapi harus bergantian.

Mengenai jembatan akan dipermanenkan, Wahyu meminta kepada DPUPRPKP Kota Malang untuk membenahkan akses jalan. Menurut Wahyu, akses jalan menuju jembatan baru ini dinilai terlalu licin dan curam sehingga membahayakan masyarakat.

“Saya minta tengahnya ada trap (tangga), kemudian jalan yang menukik akan saya bangun penghalang agar saat hujan atau anak-anak tetap aman,” ujarnya.

Wahyu juga menyebutkan baha di Kelurahan Polehan juga ada tanah hibah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk jalan karena tidak terlalu curam.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mencoba jembatan baru

Lebih lanjut, Wahyu mengatakan bahwa jembatan ini memiliki ketahanan sampai sekitar 20 tahun. Namun, bahan jembatan yang terbuat dari Kayu Akasia hanya bertahan sekitar 5 tahun.

“Saya minta ada pemeliharaan agar bisa terjaga kualitas jembatan. Sementara pemeliharaan dari RW, apabila ada hal-hal krusial bisa masuk program Rp. 50 juta per RT itu. Bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan jembatan,” tutupnya.

  • Penulis: Agung Budi Prasetyo
  • Editor: Redaksi
  • Sumber: Liputan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less