Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Pendidikan » Dosen Ilmu Komunikasi UMM : Kampung Warna Warni Harus Ada Kebaruan yang Unik

Dosen Ilmu Komunikasi UMM : Kampung Warna Warni Harus Ada Kebaruan yang Unik

  • calendar_month Jum, 15 Agu 2025

Peweimalang.com, Malang Kota – Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jamroji menilai destinasi wisata kontemporer Kampung Warna Warni Jodipan sangat bergantung pada inovasi dan kreativitas. Menurutnya, saat ini destinasi seperti Kampung Warna-Warni Jodipan mudah diaplikasikan ke daerah lain sehingga harus terus menerus diperbarui agar dapat menarik minat pengunjung.

Dosen Ilmu Komunikasi UMM itu menyebut bahwa saat ini Kampung Warna-Warni Jodipan harus selalu dinamis. Ia menambahkan perlunya inovasi dikawasan tersebut.

“Ibarat beras, dulu dibikin nasi terus laku, tapi sekarang kalau dibikin nasi terus kan gak bisa lagi. Maka harus ada lainnya,” ujar Jamroji, Jumat (15/8/2025).

Jamroji juga menekankan bahwa perlunya ide-ide kreatif yang mampu menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan. Ia menambahkan saat ini sudah terdorong dengan era digital sehingga ide-ide kreatif itu menjadi sebuah promosi di media sosial.

“Karena dampak media sosial Kampung Warna-Warni juga bisa sampai ke mancanegara,” imbuhnya.

Jamroji juga menyoroti fenomena penurunan wisatawan domestik. Berdasarkan data yang diterima dari pengelola, setiap akhir pekan Kampung Warna-Warni Jodipan justru ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara yang berkisar 400-800 orang. Sementara wisatawan lokal hampir tidak ada.

“Hari-hari biasa trennya sama, bahkan musim liburan pun, wisatawan lokal masih minim,” ujarnya.

Upaya menghidupkan kembali antusias pengunjung, Jamroji menerangkan bahwa sudah pernah mengubah konsep menjadi wisata edukasi untuk menyasar anak SD dan TK melalui permainan edukatif. Sayangnya, hal tersebut masih belum mendongkrak kunjungan wisatawan.

Ia juga menekankan bahwa di UMM mahasiswa juga dibekali seperti alumni-alumni sebelumnya yaitu mengenai kampus berdampak bagi Kota Malang. Jamroji menambahkan bahwa saat ini mahasiswa tidak memiliki fighting spirit sehingga belum bisa menyuguhkan kepada masyarakat seperti sebelumnya.

“Anak-anak sekarang kan fighting spiritnya gaada 30 persen jadi gampang nyerah jadi beda seperti sebelumnya,” ucap Jamroji.

Koordinator Praktikum Public Relation UMM itu sangat menyayangkan perihal semangat masyarakat Kampung Warna-Warni Jodipan. Ia sempat menceritakan bahwa dulu masyarakat sini tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Dengan adanya Kampung Warna-Warni yang ramai pengunjung, hal tersebut menjadikan motivasi bagi masyarakat, khususnya para orang tua di Kampung Warna-Warni Jodipan untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi.

“Dulu waktu ramai kan ada motivasi untuk merubah nasibnya, kalau sepi seperti ini kan takutnya mimpi-mimpi tersebut kembali hilang,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa Kampung Warna-Warni Jodipan untuk terus melakukan inovasi-inovasi baru selain menghadirkan rumah warna-warni. Sehingga daya tarik wisatawan menjadi seperti sebelumnya dan juga perekonomian masyarakat disana juga berputar.

“Inovasi itu perlu, kalau ada yang baru wisatawan akan datang dan perputaran ekonomi juga berjalan,” sambungnya.

Jamroji juga pernah sebagai koordinator mahasiswa yang menggagas Kampung Warna-Warni Jodipan.

 

 

  • Penulis: Agung Budi
  • Editor: Redaksi PWI Malang Raya

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less