Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ekonomi » Kopi Wine Jadi Andalan Café Huize Jon di Kawasan Kampoeng Heritage Kajoetangan

Kopi Wine Jadi Andalan Café Huize Jon di Kawasan Kampoeng Heritage Kajoetangan

  • calendar_month Sen, 4 Agu 2025

Peweimalang.com, Kota Malang – Kota Malang merupakan salah satu di Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang selalu menjadi tujuan wisata para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Karena Kota Malang ini memiliki banyak menyimpan sejarah, terutama di jaman kolonial Belanda. Sehingga tidak sedikit peninggalan Belanda di kota tersebut, terutama pada bentuk bangunan.

Salah satunya adalah Jalan Basuki Rahmad yang kini dikenal sebagai Kampoeng Heritage Kajoetangan, atau sebuah kampung masuk dalam cagar budaya, yang berada di Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Lokasinya tidak jauh dari Tugu Balai Kota dan Alun-alun Kota Malang.

Kampung tersebut merupakan kawasan bersejarah di Kota Malang yang dikenal dengan bangunan-bangunan bergaya arsitektur kolonial Belanda dan suasana tempo dulu. Sehingga para wisatawan selalu menyempatkan diri untuk berwisata di Kota Malang.

Selain itu, Kota Malang yang saat ini masih dikenal sebagai Kota Pendidikan, membuatnya setiap tahun kedatangan ribuan mahasiswa dari berbagai penjuru daerah di seluruh Indonesia.

Kota Malang ini juga menyajikan kuliner dari berbagai macam menu, baik menu tradisonal maupun menu yang kini digemari para remaja. Serta menyajikan tempat-tempat nongkrong, seperti yang digemari saat ini yakni kopi. Sehingga di Kota Malang ini banyak penjual kopi, yang tidak hanya di café namun juga di lesehan emperan toko.

Dengan banyaknya penjual kopi, tentunya banyak variasi kopi yang dijual dengan harga yang disesuaikan dengan kantong mereka, dan juga tergantung mau ngopi di mana. Seperti Café Huize Jon atau Rumah Jon yang berlokasi di Pertokoan Kayutangan, Jalan Mapahit Nomor 67H Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, yang tidak jauh dari kawasan Kampoeng Heritage Kajoetangan.

Nama café itu merupakan ejaan Belanda, karena di lokasi tersebut juga merupakan kawasan sejarah kolonial Belanda. Di dalam Café Huize Jon terdapat replika tokoh pewayangan Gareng dan Petruk ditaruh di sisi kiri-kanan pintu masuk.

Café Huize Jon yang berlokasi di Pertokoan Kayutangan, Jalan Mapahit Nomor 67H Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang. (Foto: Cahyono)

Pengelola Café Huize Jon itu juga bernama Jon, yang juga dikenal sebagai salah satu pemandu wisata senior di Malang. Sehingga bagi penyuka kopi bisa memilih apa yang diinginkan, dan di café tersebut juga ada kopi wine dingin (cold wine coffee) dan kopi wine panas (hot wine coffee), yang mana menjadi kesukaan para wisatawan asing.

Pemiliki Café Huize, Jon mengatakan Huize Jon menyediakan beragam kopi, termasuk beberapa jenis kopi yang tidak ada di Kota Malang seperti koffie met slagroom yang bercita rasa khas Belanda.

Bahkan, dia berani mengklaim Huize Jon menjadi satu-satunya cafe di Kota Malang yang menyediakan kopi wine, sehingga jadi minuman andalan Huize Jon.

Kopi wine di kafenya merupakan hasil inovasi petani lokal di Malang, yang mana dirinya meracik sendiri kopi wine dengan kombinasi resep Malang dan Belanda. Dalam meracik kopi wine dirinya menggunakan kopi jenis arabika dari dataran tinggi di Jatim, dan juga menyediakan kopi jenis robusta.

“Tapi pengolahannya sama dengan kopi wine Gayo yang lebih dulu popular,” paparnya.

Disisi lain, dia juga ingin meningkatkan nilai jual kopi lokal di Jatim pada umumnya dan kopi Malang pada khususnya. Karena kopi Malang sudah dikenal dengan nama kopi Amstirdam, singkatan nama kecamatan penghasil kopi di wilayah Kabupaten Malang, yaitu Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo dan Dampit.

Sedangkan kopi wine bukan hanya berbeda dari nama, tapi juga dari sisi penampilan, aroma dan rasa. Kopi wine tidak memabukkan seperti halnya minuman wine yang terbuat dari anggur. Cara penyajiannya mirip dengan membuat wine, yaitu melalui proses fermentasi atau peragian selama 30-60 hari.

“Kopi diproses mulai dari green bean, baru difermentasi sehingga berasa sedikit pahit, bercampur manis dan asam,” jelas Jon. (*)

  • Penulis: Cahyono
  • Editor: PWI Malang Raya

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less