Universitas Ma Chung Kukuhkan Dua Guru Besar di Momen Dies Natalis ke-18
- calendar_month 8 jam yang lalu

Guru Besar Universitas Ma Chung yang dikukuhkan berfoto bersama Kepala LLDIKTI, Ketua Yayasan, Rektor beserta jajaran, dan Tokoh Agama. (Dafa)
Peweimalang.com, Kabupaten Malang – Universitas Ma Chung menggelar upacara pengukuhan dua Guru Besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, bertepatan dengan peringatan Dies Natalis ke-18 yang mengusung tema “Collective Impact for Sustaining Growth”, di Gedung Balai Pertiwi, Universitas Ma Chung, Senin (7/7/2025).
Rektor Universitas Ma Chung, Prof. Dr. Stefanus Yufra M. Taneo, M.S., M.Sc., menyampaikan bahwa selama satu tahun terakhir, universitas telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Peningkatan jumlah dan mutu riset, penguatan kerja sama internasional, serta kemajuan dalam tata kelola dan sumber daya manusia menjadi beberapa pencapaian utama.
“Kehadiran dua Guru Besar baru ini tidak hanya memperkaya khasanah keilmuan di lingkungan kampus, tetapi juga memperkuat reputasi Universitas Ma Chung sebagai institusi yang siap bersaing secara global,” ungkap Prof. Stefanus.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dr. Pieter Sahertian, M.Si. memaparkan materi bertajuk “Kepemimpinan Berbasis Nilai-Nilai Budaya: Tantangan Pemimpin di Tengah Keragaman Budaya Global dan Etika Kepemimpinan Digital”. Gagasan tersebut lahir dari proses refleksi ilmiah serta interaksi akademik yang mendalam.
Sementara itu, Prof. Dr. Anna Triwijayati, M.Si. menyampaikan orasi berjudul “Prosumption di Era Kapitalis Digital: Monetisasi atau Kreatifitas?”. Ia menyoroti pergeseran peran konsumen menjadi produsen dalam era ekonomi berbasis platform digital.
Acara pengukuhan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, dosen, mahasiswa, mitra industri, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Prof. Dr. Dyah Sawitri, M.M., serta sejumlah tokoh pendidikan dari dalam dan luar negeri.
Prof. Dr. Dyah Sawitri memberikan pesan bahwa gelar guru besar merupakan bentuk kehormatan sekaligus tanggung jawab besar.
“Para dosen dituntut tidak hanya produktif secara ilmiah, tetapi juga menjadi agen perubahan di tengah masyarakat,” tuturnya.
Di kesempatan tersebut, ia juga menjabarkan program “Kampus Berdampak” Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), yang menekankan pentingnya nilai dan kontribusi nyata dari perguruan tinggi.
Menurutnya, kampus harus menghasilkan karya-karya berdampak seperti hilirisasi, ketahanan pangan, dan pengentasan kemiskinan agar benar-benar menjadi agen perubahan.
Ketua Yayasan Harapan Bangsa Sejahtera, Tee Teguh Kinarto, juga mengungkapkan harapannya agar semangat Dies Natalis ke-18 ini menjadi motivasi baru dalam mewujudkan visi strategis universitas.
“Ma Chung kini memasuki usia dewasa. Dengan semangat kolektif, kami yakin universitas ini akan menjadi institusi unggulan, pilihan masyarakat, dan mandiri pada 2027,” ungkapnya.
Selain pengukuhan guru besar, perayaan Dies Natalis ini juga menjadi momentum pemaparan Laporan Rektor yang mencakup capaian di berbagai bidang, seperti pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, kerja sama, kemahasiswaan, serta publikasi ilmiah dan eksistensi media.
Universitas Ma Chung tercatat telah menghasilkan lebih dari 125 publikasi ilmiah, memperluas jaringan kerja sama internasional, serta mencatat pertumbuhan signifikan dalam eksistensi media dengan 258 liputan online sepanjang tahun akademik.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, Universitas Ma Chung menegaskan peran dan komitmennya dalam membangun institusi yang berkelanjutan melalui dampak kolektif yang nyata.
- Penulis: Dafa
- Editor: PWI Malang Raya
- Sumber: Liputan
Saat ini belum ada komentar