Suporter Sepakbola Elemen Penting Dalam Ekosistem Olahraga
- calendar_month Sel, 23 Sep 2025

Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, saat memberikan sambutan pada forum KIE Suporter Sepakbola, di salah satu hotel di wilayah Kota Malang
Peweimalang.com, Kota Malang – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) peduli terhadap peran suporter dalam industri olahraga. Karena suporter bagian penting dalam pengembangan olahraga nasional. Sedangkan kepedulian itu diwujudkan melalui Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga, yang dikemas dalam forum dengan tema Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Suporter Sepakbola, yang digelar di salah satu hotel di wilayah Kota Malang.
Sedangkan acara tersebut digelar, hal ini merupakan bagian dari pelaksanaan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Dan UU tersebut menegaskan hak suporter atas perlindungan hukum, keselamatan, pembinaan, dan kepemilikan saham klub.
“Kemenpora berkewajiban mendaftar ke organisasi suporter dan menjaga ketertiban. Regulasi ini menempatkan suporter sebagai elemen penting dalam ekosistem olahraga,” kata Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, Selasa (23/9), saat membuka kegiatan KIE Suporter Sepakbola, di salah satu hotel di Kota Malang.
Sedangkan, masih dia katakan, kegiatan yang kita selenggarakan ini untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, seperti pelaku usaha, akademisi, asosiasi, komunitas, dan pemerintah daerah, untuk membangun ekosistem industri olahraga yang berdaya saing. Forum ini bertujuan memperkuat jejaring, mendorong pertumbuhan ekonomi olahraga, dan meningkatkan kontribusi industri olahraga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Selain itu, seperti yang ditunjukkan oleh Forum Kemitraan di Yogyakarta pada Agustus 2025 dan ISSS 2025 di Jakarta, yang juga berfokus pada sinergi ekosistem olahraga nasional.

Suporter Aremania saat foto bersama dengan Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, Asisen Deputi Olahraga Profesional Kemenpora, Sekjen PSSI, Dirut League, Akademisi, dan Koordiantor Presidium Aremania
Raden menjelaskan, Kemenpora juga ingin memberikan informasi akurat terkait kebijakan dunia suporter. Dan lebih penting lagi, Kemenpora memberikan edukasi mengenai etika, aturan, serta konsekuensi dari tindakan negatif.
“Kami juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada supporter Aremania, yang mana dalam pertandingan Laga Super League 2025-2026, yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Senin (22/9) kemarin, berakhir dengan damai atau berkahir tanpa ada insiden,” tuturnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Olahraga Profesional Kemenpora Yusuf Suparman menyampaikan, kegiatan KIE Suporter Sepakbola, hal ini bagian implementasi peran suporter dalam pengembangan industri olahraga. Karena supporter itu telah memberikan kontribusi dalam mendorong kemajuan sepakbola nasional.
“Untuk itu, pada hari ini kita mencurahkan gagasan untuk kemajuan suporter Indonesia. Dan kami juga berterima kasih kepada suporter Aremania, yang mana telah banyak memberikan masukkan gagasan terkait kemajuan persepakbolaan di Indonesia,” terangnya.
Ditempat yang sama, Koordinator Presidium Aremania Ali Fikri telah menyinggung masalah larangan away suporter, atau suporter tim sepak bola yang bepergian ke stadion tim lawan untuk mendukung langsung tim kesayangannya saat menjalani pertandingan tandang, sehingga hal itu menjadi bahasan dalam Forum KIE suporter Sepakbola. Karena jika away suporter dilarang, maka berdampak pada masyarakat di area yang menjadi tuan rumah pertandingan. Antara lain adalah penurunan pendapatan dari sektor usaha yang bergantung pada supporter, seperti pedagang makanan, minuman, merchandise, dan jasa transportasi.
“Dengan dilarangnya away suporter, juga berdampak pada pendapatan pengelola stadion. Oleh karena itu, kami berharap agar Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir mengizinkan kembali away suporter di setiap pertandingan Laga Super League 2025,” pintahnya.(*)
- Penulis: Redaksi
- Editor: PWI Malang Raya
Saat ini belum ada komentar