Seniman Kota Batu Kritik Proyek Gedung DPRD: Lebih Baik untuk Budaya dan UMKM
- calendar_month Jum, 19 Sep 2025

Sunarto, Ketua DKKB Kota Batu saat ditemui wartawan. (Foto: Dafa)
Peweimalang.com, Kota Batu – Gelombang penolakan terhadap rencana pembangunan Gedung DPRD Kota Batu dengan anggaran 60-70 miliar semakin meluas. Setelah sebelumnya datang dari kalangan masyarakat sipil, kini kritik juga muncul dari para seniman.
Ketua Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB), Sunarto, menilai proyek tersebut tidak memiliki urgensi dan justru melukai hati pelaku seni maupun masyarakat.
Menurutnya, gedung DPRD yang ada saat ini masih layak digunakan. Jika pun membutuhkan perbaikan, sifatnya hanya renovasi ringan, bukan pembangunan baru.
“Kalau kita lihat kondisi fisiknya, gedung DPRD masih bisa digunakan. Justru aset seni kita, Gedung Kesenian Batu Aji, kondisinya mengkhawatirkan. Itu laboratorium seni satu-satunya di Batu yang seharusnya diprioritaskan. Tapi sampai hari ini dibiarkan, bahkan sudah 14 tahun sejak dibangun,” ujarnya.
Sunarto mengungkapkan bahwa desakan rehabilitasi Batu Aji sudah berulang kali disampaikan melalui forum budaya hingga Kongres Kebudayaan 2020, namun tak pernah direspons serius.
Saat ini, kondisi gedung makin memprihatinkan. Bagian selatan nyaris tak bisa difungsikan, cat mengelupas, dan bangunannya terlihat seperti “rumah hantu” di mata masyarakat.
“Kalau dewan tetap ngotot membangun gedung baru yang jelas-jelas masih layak, itu sama saja menampar wajah seniman Batu. Sementara Rp70 miliar mau dihamburkan untuk ruang rapat dan fasilitas mewah. Itu menyakitkan hati kami,” tegasnya.
Selain itu, Sunarto menilai dana sebesar itu bisa memberi manfaat lebih luas jika dialihkan ke sektor lain. Rp70 miliar bisa memperkuat pemberdayaan UMKM, menopang ekonomi kreatif, hingga memperbaiki fasilitas publik dasar seperti penerangan jalan umum (PJU) dan akses antar-desa yang masih gelap serta rawan kecelakaan.
“Kalau bicara program nasional Pak Prabowo yang menekankan efisiensi anggaran, di mana letak efisiensinya? Kenapa dewan tidak turun langsung melihat kondisi rakyat, pasar, desa, atau jalan tembus yang gelap? Kenapa tidak alokasikan untuk itu?” pungkasnya.
- Penulis: Dafa
- Editor: PWI Malang Raya
Saat ini belum ada komentar