Populasi Sapi Perah di Kabupaten Malang Capai Puluhan Ribu Ekor, Terbesar di Indonesia
- calendar_month Sel, 14 Okt 2025

Bupati Malang HM Sanusi dan Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi saat foto bersama dengan Pejabat Utama OJK. (Prokopim Setda Kab Malang)
Peweimalang.com, Kabupaten Malang – Bupati Malang HM Sanusi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya kepada Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Malang Hasan Fawzi. Karena selama ini telah berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dalam mewujudkan inovasi-inovasi baru.
Demikian yang disampaikan, Bupati Malang HM Sanusi, Selasa (14/10), saat memberikan sambutan pada kegiatan Kick Off On Boarding Fase Satu Program Digitalisasi Ekosistem Sapi Perah, di Aula Serba Guna Kantor OJK Malang, yakni dalam rangka memperingati Bulan Inklusi Keuangan Tahun 2025.
Menurutnya, Kabupaten Malang dikenal sebagai salah satu sentra sapi perah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, hingga Juni 2025 tercatat populasi sapi perah sebanyak 85.820 ekor. Sementara, secara keseluruhan sepanjang tahun 2024 lalu, total populasi sapi di Kabupaten Malang tercatat sebanyak 86.223 ekor. Selanjutnya, dari sisi produksi, dapat kami sampaikan bahwa hingga bulan Juni 2025, total produksi susu sapi perah mencapai 76.568,68 ton. Dan secara keseluruhan sepanjang tahun 2024 lalu tercatat sebesar 149.910,62 ton.
“Angka tersebut menunjukkan bahwa sektor peternakan sapi perah di Kabupaten Malang memiliki skala ekonomi yang sangat besar dan menjadi tumpuan hidup para peternak sapi perah, yakni sebanyak 12.051 peternak yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) maupun kelompok ternak rakyat lainnya,” terangnya.
Sanusi juga menjelaskan, dengan potensi yang demikian besar, maka tantangan selanjutnya bagaimana meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akses keuangan bagi para peternak melalui transformasi digital. Program Digitalisasi Ekosistem Industri Sapi Perah, hal ini merupakan langkah nyata menuju modernisasi sektor peternakan berbasis inovasi teknologi finansial (Financial Technology) dan ekonomi digital (Digital Economy). Sehingga ada beberapa hal dapat tercapai, seperti peningkatan literasi dan inklusi keuangan di kalangan peternak melalui akses layanan perbankan, pembiayaan, asuransi ternak, dan transaksi digital.
Selain itu, Sanusi mengatakan, dengan terciptanya sistem rantai pasok yang terintegrasi, transparan, dan efisien, dari peternak hingga industri pengolahan susu, serta dorongan pertumbuhan ekonomi daerah berbasis data. Sehingga kebijakan pembangunan sektor peternakan dapat lebih tepat sasaran.
“Kami percaya dengan dukungan OJK, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), International Labour Organization (ILO), serta sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, lembaga keuangan, dan masyarakat peternak, maka Kabupaten Malang akan mampu menjadi role model nasional digitalisasi ekosistem sapi perah,” ucapnya.
Untuk itu, dirinya berharap dukungan yang tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan peternak, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi nasional. Dan kami juga mengajak seluruh pihak untuk terus berinovasi, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Mari kita jadikan momentum peluncuran program ini sebagai tonggak sejarah transformasi industri sapi perah Kabupaten Malang menuju era digital yang inklusif dan berdaya saing tinggi,” tutur Sanusi.(*)
- Penulis: Redaksi
- Editor: PWI Malang Raya


















Saat ini belum ada komentar