Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Peristiwa » Pakan Jagung dan MBG Pengaruhi Kenaikan Harga Telur Ayam di Kota Malang

Pakan Jagung dan MBG Pengaruhi Kenaikan Harga Telur Ayam di Kota Malang

  • calendar_month 23 jam yang lalu

Peweimalang.com, Kota Malang – Belakangan ini, harga telur ayam mengalami kenaikan. Pasalnya, saat ini harga telur mencapai Rp. 28.000 per kilo di pasaran. Hal ini dikarenakan permintaan telur sangat tinggi.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang Slamet Husnan, menyebutkan bahwa peternakan ayam petelur di Kota Malang dalam kondisi stabil, namun permintaan naik.

“Biasanya seperti akhir pekan banyak sekali kunjungan wisata. Nah, kuliner yang ada di Kota Malang permintaan akan telur meningkat,” kata Slamet, Rabu (24/9/2025).

Selain itu, Slamet menyebutkan bahwa harga jagung memiliki pengaruh besar dalam peternakan ayam petelur. Pasalnya, jagung sebagai pakan dari peternakan ayam, jika harga jagung naik maka harga telur pun ikut naik.

“Karena jagung sendiri sebagai pakan ternaknya jadi jika harga jagung naik maka pengelolaan di peternakan juga ikut naik. Jadi mempengaruhi harga telur juga,” jelasnya.

Slamet menegaskan karena hal tersebut, Dispangtan Kota Malang mengusulkan kepada Dispangtan Provinsi Jawa Timur mengenai jagung SPHP agar menekan biaya operasi peternakan.

“Kami mengusulkan mengajukan jagung SPHP khusus untuk peternak ayam petelur dan kita usulkan sebanyak 20 ton untuk peternak ayam petelur di Kota Malang,” tegasnya.

Menurut Slamet, produksi telur di Kota Malang masih stabil. Ia menambahkan bahwa pihaknya sempat mengunjungi beberapa peternak di Kota Malang.

“Minggu lalu kami mengunjungi tiga peternakan ayam petelur, menurut informasi masih stabil dari peternak,” ujarnya.

Peternak Ayam Petelur Kota Malang, Yasin. (Agung Budi)

Sementara itu, Peternak Ayam Petelur di Kota Malang Yasin, mengungkapkan bahwa harga dari peternak masih stabil di angka Rp. 245.000 per box. Ia juga mengungkapkan bahwa permintaan di pasar masih wajar.

“Bulan September ini kenaikan cuma sedikit tidak signifikan, terbaru dari kami Rp. 242.000 sampai Rp.245.000 per box kenaikan kadang cuma Rp.500,” jelasnya.

Menurutnya, kenaikan harga telur ini karena suplai barang yang kurang. Hal tersebut menurutnya terpengaruh karena program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimana setiap porsi memerlukan telur sebagai tambahan proteinnya.

“Mungkin supai barangnya kurang karena ada program MBG jadi barang dipasar jadi langka dan akhirnya mengalami kenaikan harga,” ucapnya.

Yasin juga membenarkan bahwa kenaikan pakan seperti jagung sangat berpengaruh bagi peternak ayam petelur. Hal tersebut dikarenakan jagung merupakan pakan utama bagi peternak ayam.

“Iya kalau jagung naik, maka harga ikut naik juga karena jagung tidak bisa digantikan untuk pakan ayam petelur,” tambahnya.

Yasin menyebutkan bahwa harga jagung saat ini mencapai Rp. 6.600 per kilo. Mengenai pakan subsidi, Yasin mengatakan bahwa pakan subsidi dari pemerintah dibanderol dengan harga Rp.5.800.

“Kalau alternatif pakan kita tidak bisa mengganti karena bisa berpengaruh pada produksi telur ayam. Jadi alternatifnya dicampur dengan pakan pabrikan tapi tidak secara keseluruhan,” terangnya.

Menurutnya, kenaikan yang ditakutkan pada HPP jika menyentuh 20 ribu, maka di peternak ayam harga akan melambung tinggi di pasaran. Ia juga mengungkapkan bahwa harga telur di angka Rp. 28.000 adalah hal yang wajar.

“Rp. 28.000 itu masih wajar tapi tergantung masyarakat karena konsumen terakhir,” tambahnya.

Selama ini, peternakan ayam petelur Yasin menghasilkan 550 kilo per hari. Ia menyebutkan bahwa di Kota Malang sendiri tidak ada grade-grade telur seperti di Jakarta.

“Kami perhari 550 kilo perharinya dengan pakan yang digunakan sebanyak 1,5 ton dengan pakan kisaran Rp.6.700 sampai Rp. 7.000,” tutupnya.

Sementara itu, Tiamah penjual makanan mengungkapkan bahwa harga telur belakangan ini mengalami kenaikan. Ia mengungkapkan bahwa tiga hari belakangan ini harga telur mencapai Rp. 28.000 per kilo, sebelumnya harga telur di kisaran Rp. 24.000.

“Kemarin beli itu harganya sudah Rp. 28.000 per kilo kalau biasanya itu di Rp. 24.000 per kilonya,” ujarnya.

  • Penulis: Agung Budi
  • Editor: PWI Malang Raya

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less