Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Olahraga » Miris Atlet Binaraga Kabupaten Malang Makan Ayam Tiren

Miris Atlet Binaraga Kabupaten Malang Makan Ayam Tiren

  • calendar_month Jumat, 2 Mei 2025

Peweimalang.com, Malang – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Ke IX Jatim 2025, yang bakal diselenggaran di Malang Raya, pada 28 Juni-5 Juli 2025, hal ini telah membuat persiapan para atlet untuk mengikuti Porprov tersebut. Namun, masih ada atlet dalam latihannya tidak didukung dengan asupan gizi yang baik, karena tidak memiliki biaya untuk membeli makanan yang bergizi.

Salah satunya, atlet Binaraga yang base campnya di wilayah Kelurahan Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, sangat miris dalam asupan gizinya.

Karena tidak ada biaya untuk membeli daging sapi, maka mereka makan daging ayam potong tiren atau ayam yang telah mati sebelum dipotong, atau juga disebut ayam bangkai. Sebab, daging ayam potong yang kondisi sehat harganya Rp 32 ribu per kilogram, namun, jika ayam tiren harganya hanya Rp 100 ribu mendapatkan tiga karung, perkaring isinya 30 ekor ayam.

Link Banner

Namun, kata Pelatih Cabang Olahraga (Cabor) Binaraga (KONI) Kabupaten Malang, yang juga Ketua Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang Indra Khusnul, Jumat (2/5), saat dihubungi melalui telepon selulernya, tidak semua daging ayam tiren bisa dimasak semua.

“Karena dari tiga karus ayam tiren tersebut, yang dalam kondisi baik hanya seberat 5 kilogram, yang sisanya dalam kondisi busuk,” ungkapnya.

Dia menegaskan, atlet Binaraga yang dibawah binaannya makan ayam tiren karena tidak ada pilihan lain. Sebab, untuk membeli daging sapi dan ayam potong tidak mampu untuk membeli, sehingga sulusinya makan ayam tiren.

Sementara, atlet Binaraga sebanyak 25 orang, hanya 12 orang yang kita persiapkan untuk mengikuti Porprov Ke IX Jatim 2025. Sedangkan Kabupaten Malang dalam Porprov tersebut juga sebagai tuan rumah.

Belum ada respon atau perhatian pada atlet Binaraga, baik dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang maupun KONI Kabupaten Malang.

Padahal, lanjut Indra, atlet Binaraga Kabupaten Malang telah mengukir prestasi, yang mana dua kali Porprov Jatim sebagai Juara Umum, seperti di Porprov Jember dan Sidoarjo. Sehingga untuk kembali mengukir prestasi di Porprov Malang Raya, maka atlet harus terpenuhi gizinya.

Dan sampai saat ini, KONI Kabupaten Malang belum memberikan uang saku kepada atlet. Karena anggaran untuk atlet, KONI harus pengajuan dulu ke Dispora Kabupaten Malang melalui Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA).

“Kami akui jika makan ayam tiren tidak memenuhi standar kesehatan, tapi apa boleh buat, ayam titren sebagai Solusi untuk memenuhi protein atlet Binaraga,” paparnya.

Menurutnya, anggaran untuk memenuhi gizi atlet Binaraga, per orang butuh 1 kilogram daging ayam dan pendukung lainnya, seperti bersa merah buah dan suplementasi, satu orang membutuhkan biaya Rp100 ribu. Sedangkan untuk suplementasi itu perbulan dibutuhkan anggaran sebesar Rp3 juta. Sehingga untuk memenuhi asupan gizi itu semua,  dirinya tidak mampu untuk mencukupinya.

Selain belum ada pencairan dari KONI, pihaknya juga tidak memiliki bapak asuh yang peduli dengan keberadaan atlet Binaraga.

“Kami memohon kepada Pemkab Malang memberikan referensi sebagai bapak asuh, agar atlet Binaraga Kabupaten Malang ini tetap semangat untuk mengukir prestasi. Karena sudah terbukti dua kali mengikuti Porprov sebagai juara umum,” pungkas Indra. (Cahyono)

  • Penulis: PWI Malang Raya

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less