Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Politik-Pemerintahan » Mendukbangga Jawab Permasalahan Stunting dan ChildFree Lewat Program GENTING dan TAMASYA

Mendukbangga Jawab Permasalahan Stunting dan ChildFree Lewat Program GENTING dan TAMASYA

  • calendar_month Sel, 12 Agu 2025

Peweimalang.com – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd menyoroti fenomena meningkatnya jumlah perempuan yang memilih tidak memiliki anak atau childfree. Hal ini dikarenakan berbagai faktor ekonomi, pergeseran nilai, serta adanya peradaban baru.

Mendukbangga Republik Indonesia, Wihaji menyebut bahwa 71 ribu perempuan di Indonesia menginginkan child free. Menurutnya, ada tiga faktor yang melatarbelakangi pilihan terhadap meningkatnya jumlah orang yang memilih tidak memiliki anak.

Pertama, ekonomi, termasuk biaya pengasuhan anak dan potensi kehilangan pekerjaan. Kedua, pergeseran nilai, dimana kebahagiaan tidak diidentikkan dengan anak. Ketiga, adanya peradaban baru yang dimana sebagian orang memilih kesenangan pribadi dibanding tanggung jawab keluarga.

“Tapi begini, prinsip saya meyakini bahwa di Indonesia itu bukan pilihan, saya menghormati sebagai bagian dari yang mereka inginkan, tapi saya selaku Menteri tentu pemerintah harus adil,” tegas Wihaji usai acara di Mini Block Office Malang, Selasa (12/8/2026).

Menjawab permasalahan tersebut, Wihaji mengungkapkan bahwa pihaknya membuat Taman Penitipan Anak yang dibalut dengan nama Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA). Ia menambahkan bahwa dengan program tersebut orang tua tidak khawatir akan kehilangan sebuah pekerjaan.

“Dengan program Tamasya ini, anak bisa mendapatkan pola asuh dan pendidikan seperti orang tua, dan orang tua tidak perlu khawatir dengan anak maupun pekerjaannya,” jelasnya.

Menurutnya, program Tamasya ini berkolaborasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan seluruh Koperasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup.

Selain program Tamasya, Wihaji juga menjelaskan mengenai program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Wihaji menegaskan bahwa stunting tidak hanya disebabkan oleh gizi buruk saja, melainkan ada faktor lain seperti air bersih, sanitasi dan pernikahan dini.

“Kita minta cover pentahelix, siapa itu korporasi, BUMN maupun swasta dan penyuluh-penyuluh sendiri,” terangnya.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah pusat sudah menyiapkan hal tersebut untuk diaplikasikan di setiap daerah melalui pemerintah daerah.

“Pola asuhnya juga sudah bersertifikat dan selama uji coba hasilnya sangat baik,” tambahnya.

Wihaji juga menyebutkan bahwa kegunaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tidak hanya untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa sekolah. Namun juga, sebagai pelayanan gizi ibu hamil, ibu menyusui, balita dan paud.

“SPPG ini masih 49 persen yang melaksanakan dan yang lain masih tahap uji coba,” tutupnya.

  • Penulis: Agung Budi
  • Editor: PWI Malang Raya

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less