Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Peristiwa » Dorong Kesejahteraan Driver, Paguyuban Ojol Malang Usul Aplikasi Lokal “Lebih Murah, Penghasilan Maksimal!”

Dorong Kesejahteraan Driver, Paguyuban Ojol Malang Usul Aplikasi Lokal “Lebih Murah, Penghasilan Maksimal!”

  • calendar_month Rabu, 25 Jun 2025

Peweimalang.com, Kota Malang – Berangkat dari keresahan driver Ojol penghasilan sangat minim dengan potongan bisa lebih dari 30 persen. Memantik Malang Online Bersatu (MOB) berinisiasi untuk membuat aplikasi beraroma lokal dengan harapan kesejahteraan lebih baik.

Semangat memperjuangkan kesejahteraan para driver ojek online (ojol) di Malang Raya kembali menggema. Dalam dialog terbuka yang berlangsung hangat pada Selasa malam (24/6), Paguyuban Malang Online Bersatu (MOB) bersama sejumlah perwakilan driver ojol bertatap muka langsung dengan anggota DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi, guna mengusulkan solusi konkret: menciptakan aplikasi transportasi lokal yang dikelola pemerintah kota.

Mimpi Lama yang Kembali Dihidupkan

Dialog tersebut bukanlah pertemuan biasa. Bagi para driver ojol, ini adalah napas perjuangan yang sudah lama mereka suarakan sejak 2017.

Link Banner

Sugianto, salah satu perwakilan driver roda empat yang hadir, menyampaikan bahwa potongan besar dari aplikator besar saat ini membuat penghasilan mereka tergerus habis.

“Selama ini dari tarif Rp47.000, kami hanya terima Rp29.000. Kalau aplikasinya milik pemerintah dengan potongan 15% saja, kami bisa bawa pulang Rp34.000. Penumpang diuntungkan karena tarif jadi lebih murah, dan driver juga lebih sejahtera,” terang Sugianto penuh semangat.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa para driver lokal yang memiliki kendaraan sendiri turut menanggung beban perawatan dan bahan bakar, namun tidak dapat menikmati hasil yang setimpal karena sistem yang tidak berpihak.

Ketua MOB “Saatnya Kita Berdikari Lewat Aplikasi Sendiri”

Ketua Paguyuban MOB, Guru, menyampaikan bahwa pertemuan malam itu memiliki agenda strategis: mendorong pemerintah, khususnya DPRD Kota Malang, untuk mendukung pembentukan aplikasi transportasi online lokal berbasis koperasi atau BUMD.

“Selama ini kita ikut sistem besar yang regulasinya tidak berpihak pada kita. Maka solusinya adalah membuat aplikasi milik kita sendiri, dari kita untuk kita,” ujarnya.

MOB (Malang Online Bersatu) menilai bahwa pendekatan berbasis koperasi atau BUMD bisa membuka ruang lebih besar untuk kesejahteraan para driver lokal sekaligus efisiensi biaya bagi penumpang.

Guru juga menyebutkan bahwa lebih dari 30.000 driver ojol beroperasi di Malang Raya, dan sekitar 20.000 di antaranya aktif di lapangan. Ini menjadi potensi besar yang dapat digerakkan jika ada sistem yang berpihak pada masyarakat sendiri.

DPRD Malang Siap Dukung Aplikasi Ojol Lokal

Menanggapi aspirasi para driver, Anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi SH menyampaikan dukungan penuh terhadap gagasan ini. Ia menilai bahwa aplikasi lokal yang dikelola oleh pemerintah daerah bukanlah sekadar mimpi, melainkan peluang nyata untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Malang.

“Kota Malang memiliki BUMD yang bisa diberdayakan untuk sektor transportasi. Kalau ini diseriusi, saya yakin kita bisa mewujudkan aplikasi lokal yang tak hanya mensejahterakan driver, tapi juga menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat,” ungkap pria yang akrab si aapa AW.

Anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi, mendukung pengelolaan aplikasi transportasi lokal yang dikelola pemerintah daerah. (Djoko Winahyu)

Ia juga menyatakan komitmen untuk mengajak stakeholder lain, termasuk Wali Kota Malang, agar memanfaatkan kewenangan dan jabatan demi menghadirkan sistem transportasi berbasis aplikasi yang lebih adil dan manusiawi.

Menuju Transportasi Online Milik Rakyat

Wacana pembentukan aplikasi ojol lokal ini dinilai sebagai langkah visioner, terutama di tengah tantangan ekonomi dan dominasi aplikator asing yang menekan kesejahteraan driver lokal.

“Kalau kita tidak bisa menekan aplikator besar, saatnya kita buat ‘warung’ sendiri. Kita punya kendaraan, kita tentukan harga, kita juga yang melayani. Kenapa tidak?” tandas AW.

Dengan semangat kolaborasi antara driver, DPRD, dan pemerintah kota, besar harapan bahwa ke depan akan lahir aplikasi transportasi lokal yang ramah driver dan bersahabat bagi penumpang.

Sebagaimana disampaikan Arif Wahyudi Aleg FPKB.

“Mari manfaatkan posisi kita, bukan hanya sebagai pengawas, tapi sebagai pelaku perubahan. Aplikasi lokal untuk kesejahteraan masyarakat Malang, bukan sekadar mimpi, tapi sebuah keniscayaan,” tegasnya mengakhiri. (Djoko W)

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less