Ajang Prestasi Porprov Jatim 2025 Berikan Dampak Positif Tingkatkan Prestasi Olahraga di Kabupaten Malang
- calendar_month 8 jam yang lalu

Bupati Malang HM (kiri) foto bersama Wali Kota Malang H Wahyu Hidayat, Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo PS, dan Ketua KONI Kab Malang H Rosydin (kanan), di Stadion Gajayana, Kota Malang. (Cahyono)
Peweimalang.com, Kab Malang – Opening Ceremony Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025, telah secara resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Timur (Jatim) Hj Khofifah Indar Parawansa, yang digelar di Stadion Gajayana, Kota Malang, pada Sabtu (28/6) malam. Sehingga dengan dibukan gelaran Porprov Jatim tersebut, maka hal ini sebagai ajang prestasi olahraga. Dan event olahraga bergengsi ini diharapkan sebagai Porprov terbesar yang pernah digelar, yang tidak hanya di Jatim tetapi juga di Indonesia.
Menurut, Bupati Malang HM Sanusi. Minggu (29/6), kepada Peweimalang.com, bahwa Porprov IX Jatim 2025, yang digelar di Malang Raya, dan masing-masing daerah yakni Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu sebagai tuan rumah. Hal ini merupakan ajang prestasi olahraga bagi atlet-atlet yang mengikuti ajang Porprov, terutama atlet Kabupaten Malang. Mengingat, di Kabupaten Malang ini gudangnya atlet olahraga, sehingga setiap mengikuti event olahraga, baik itu ditingkat Jatim maupun nasional, tidak sedikit yang meraih prestasi. Bahkan, di ajang event olahraga ditingkat Association of Southeast Asian Nations (Asean) atlet kita juga membawa nama harum Kabupaten Malang.

Atlet Kabupaten Malang saat mengikuti devile dalam Opening Ceremony Porprov IX Jatim 2025, di Stadion Gajayana, Kota Malang. (Cahyono)
Dalam gelaran Porprov Jatim ini, kata dia, dirinya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jatim, yang memberikan kesempatan pada Malang Raya menjadi tuan rumah Porprov IX Jatim 2025. Karena dalam Porprov ini memberikan dampak yang positif, yang tidak hanya kepada atlet dan pelatih saja, tapi juga berdampak pada peningkatan penghasilan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Sebab, dengan hadirnya kontingen dari 38 daerah di Jatim, yang kita perkirakan mencapai 22 ribu orang mengirimkan kontigennya untuk mengikuti laga Porprov. Dan secara otomatis geliat usaha masyarakat di sekitar venue atau tempat pertandingan meningkat yang cukup signifikan,” ujarnya.
Dan, Sanusi juga mengatakan, pelaku UMKM merasakan peningkatan penjualan yang signifikan selama perhelatan Porprov, karena adanya peningkatan jumlah pengunjung di lokasi pertandingan. Sehingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) melibatkan pelaku UMKM lokal untuk membuka stand, dan memberikan kesempatan promosi produk lokal kepada masyarakat luas, termasuk dari luar daerah. Selain itu, gelaran Porprov Jatim menciptakan perputaran uang yang lebih besar di Kabupaten Malang, yang secara langsung dirasakan oleh pelaku UMKM dan masyarakat.
Gelaran Porprov Jatim ini, dia tegaskan, telah menciptakan perputaran uang yang lebih besar di Kabupaten Malang, yang secara langsung dirasakan oleh pelaku UMKM dan masyarakat. Dan tidak hanya itu saja, tingkat hunian hotel-hotel juga berdampak positif, tempat wisata, restoran, warung, café, dan toko-toko merchandise yang menjual kerajinan maupun kaos dan asserois Porprov juga laris manis.
“Artinya, selama pagelaran Porprov Jatim, memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Kabupaten Malang,” papar Bupati Malang.
Ditempat terpisah, Owner Warung Tani yang berada di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang M Ali Supandri menyatakan, bahwa gelaran Porprov IX Jatim 2025, yang mana Kabupaten Malang sebagai salah satu daerah yang juga menjadi tuan rumah, hal ini telah berdampak positif bagi usaha kuliner. Karena selama gelaran Porprov sejak se-Minggu lalu, ada peningkatan pengunjung yang datang ke Warung Tani hingga mencapai 30 persen. Sebab, dibanding week day atau hari kerja biasanya sepi pengunjung. Namun, selama gelaran Porprov warungnya ramai pengunjung.
“Tapi untuk hari Minggu ini, pengunjung sedikit berkurang, karena ada kegiatan karnaval, yang mana terjadi kemancetan, jadi kemungkinan mereka enggan untuk berjalan-jalan,” terangnya.(*).
- Penulis: Cahyono
- Editor: PWI Malang
- Sumber: Wawancara
Saat ini belum ada komentar