Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Pendidikan » Budaya » Gen-Z Disuguhi Pagelaran Topeng Panji Mangu

Gen-Z Disuguhi Pagelaran Topeng Panji Mangu

  • calendar_month Sen, 14 Jul 2025

Peweimalang.com, Kota Malang – Minggu (13/7/2025) malam di Taman Krida Budaya, Kota Malang, masyarakat disuguhi pertunjukan seni tradisional bertajuk: “Topeng Panji Mangu”. Digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur.

Ribuan penonton memadati area pertunjukan, menyaksikan pentas tari topeng berdurasi sekitar satu jam. Dibawakan sekitar 40 penari dari berbagai sanggar seni di Malang Raya. Sebagai upaya mengembalikan kejayaan kesenian Panji ke Jawa Timur.

“Topeng Malangan diupayakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk menarik generasi muda agar mencintai keseniannya sendiri,” ungkap Dimas Bagus Atmanandi, penanggung jawab acara.

Pertunjukan, kata Dimas, telah disesuaikan agar dapat dinikmati oleh generasi muda dan membangkitkan minat mereka, terhadap pelestarian seni tradisional.

Pasalnya Topeng Malangan tak hanya menyampaikan cerita. Namun juga menyimpan filosofi dalam setiap gerakan tari dan kisah yang disajikan.

Kepala Disbudpar Jawa Timur, Evy Afianasari, menambahkan, pihaknya berkolaborasi dengan para seniman, untuk menghadirkan pertunjukan yang dikemas lebih segar dan relevan bagi generasi Z.

“Secara angka, nantinya Generasi Z menempati posisi yang strategis. Tugas kami adalah mengingatkan kembali, Jawa Timur sangat kaya akan tradisi,” ujarnya.

Kolaborasi dengan seniman, kata Evy, terus dilakukan guna melahirkan ide dan konsep pertunjukan kekinian. Namun tetap menjaga keaslian cerita Topeng Malangan.

Disbudpar Jatim juga telah melakukan kajian bersama para ahli budaya dan sejarah, guna memperkuat branding kesenian Panji Malangan di tingkat regional dan nasional.

Pertunjukan Topeng Malangan sendiri, kerap digelar di Taman Krida Budaya Malang dan Gedung Cak Durasim Surabaya, sebagai bagian dari pelestarian budaya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim, Mohammad Yasin, turut mengapresiasi antusiasme generasi muda dalam pertunjukan ini.

Ia berpesan, agar seniman mampu menyesuaikan penyajian seni budaya dengan selera anak muda masa kini.

“Ini bukan sekadar tampil, tetapi juga harus memiliki nilai estetika dan pengelolaan yang sesuai dengan selera zaman,” ujarnya saat sambutan.

Yasin juga menyoroti pentingnya kesenian Panji, yang tak hanya mengisi ruang budaya Jawa Timur, tetapi juga kawasan ASEAN.

Naskah-naskah cerita Panji bahkan telah diakui sebagai bagian dari Memory of the World oleh UNESCO sejak 2017.

 

 

  • Penulis: Dafa Pratama
  • Editor: Redaksi PWI Malang Raya
  • Sumber: Liputan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less